Selasa, 10 Oktober 2023

Sejarah Plastik, Kegunaan hingga Bahayanya

Plastik menjadi salah satu teknologi ciptaan manusia yang paling canggih. Bagaimana tidak,.... Plastik muncul bak ‘penyelamat’ saat dunia tengah kebingungan mencari bahan yang digunakan dalam keseharian manusia, tapi yang bersifat elastis dan tahan lama. Sebelumnya, manusia bergantung pada alam, seperti serat kayu, gading, dan bahan alami lainnya. Tapi, karena dianggap dapat terlalu bergantung pada alam dan akan mengganggu ketersediaan sumber daya alam di bumi, para ahli berlomba-lomba mencari alternatif.

Waste4change dalam artikelnya yang berjudul The History of Plastic menyebut, pada tahun 80-an, istilah plastik yang awalnya merujuk pada bahan yang fleksibel, disebut sebagai bahan polimer. Awalnya polimer ini berasal dari banyak rantai molekul yang dapat ditemukan di alam, seperti selulosa dari tumbuhan. Seiring berjalannya waktu, para ahli menemukan berbagai bahan polimer sintetik sebagai bahan dasar membuat plastik.

Melansir dari laman Plastics Industry Association, munculnya plastik diawali dari tahun 1862 tepatnya di Pameran Internasional London. Alexander Parkes memperkenalkan plastik buatan untuk pertama kalinya. Namun perlu diketahui, perjalanan bahan pembuat plastik bermula belasan tahun sebelumnya. Charles Goodyear menemukan proses vulkanisasi yang menghasilkan bahan karet elastis dan kuat. Bahan temuan ini menjadi salah satu polimer kombinasi, dari bahan sintetik dan alam.

Temuan itu terus berkembang, dan muncul nama-nama ilmuwan seperti Charles Schonbein dari Swiss, John Wesley Hyatt dari Amerika Serikat, Leo Hendrik Baekeland dari Belgia, hingga ahli kimia Dupont, Wallace Carruthers yang menemukan bahan nylon. Dari hasil temuan para ilmuan itu, Pada tahun 1962, mulai bermunculan polimer sintetik dengan berbagai kombinasinya. Sebut saja jenis plastik PVC, HDPE, hingga bioplastik, yang hingga saat ini manusia gunakan hampir setiap hari di berbagai aspek kehidupan.

Kehadiran plastik saat itu, mengubah cukup banyak aspek kehidupan, salah satunya dari segi kesehatan. Waste4change menyebut peralatan medis terbantu karena hadirnya plastik atau polimer sintetik ini. Bahannya yang ringan, fleksibel dan awet, menjadi salah satu keunggulan plastik. Tidak hanya untuk kebutuhan medis saja, polimer sintetik ini juga berkembang ke berbagai ranah, seperti fashion, pangan, teknologi hingga pendidikan.

Saat ini, hampir setiap hari kita bisa menjumpai benda-benda yang berbahan polimer. Misalnya saja pakaian berbahan polyester dan nylon, peralatan makan yang berbahan plastik, hingga pembungkus makanan seperti plastik kresek. Kini, plastik seakan sudah menjadi bagian hidup manusia yang sulit untuk dilepaskan, ya..khan?

Dua abad lebih sejak lahirnya plastik menjadi bagian hidup manusia, kini plastik menjadi ancaman atas kehidupan manusia itu sendiri, juga kelestarian alam di bumi. Dari yang awalnya diciptakan untuk memudahkan aktivitasnya dan menjaga ketersediaan sumber daya alam, kini plastik jadi bumerang. Tumpukan sampah plastik yang tak dikelola dengan bijak, berdampak buruk bagi lingkungan, karena sifatnya yang terlalu awet hingga sulit diurai oleh alam. Akibatnya, plastik makin menumpuk dari tahun ke tahun. Berikut beberapa bahaya plastik:
  

Berbahaya bagi Kesehatan Tubuh Manusia

Plastik yang mengandung BPA (health-bisphenol-A) mengandung bahan beracun untuk tubuh. Kandungan ini dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan, seperti asma, kerusakan hati, kerusakan otak dan saraf, hingga berbagai masalah ginjal. Beberapa ahli juga sudah menemukan, bahwa mikroplastik (potongan terkecil plastik), ditemukan dalam tubuh manusia. Sobat Laksmi bisa melihat penelitian ini di film dokumenter Pulau Plastik.



Berbahaya bagi Makhluk Hidup Lain di Bumi

Nah, pasti pernah mendapati video viral tentang kura-kura yang hidungnya tersumbat sedotan plastik hingga berdarah. Atau penemuan sampah plastik di dalam perut paus yang mati terdampar di Papua. Kehadiran plastik ternyata juga mengancam keberlangsungan hidup makhluk lain. Banyak hewan yang tidak mengenali plastik sebagai bahan yang berbahaya, dan mengira plastik adalah makanan. Karena sifat plastik yang sulit diurai, plastik akan bertahan di dalam tubuh hewan tersebut, hingga mengganggu pertumbuhannya. Akibatnya, bisa saja kematian. Jika banyak hewan yang mati, maka akan mengganggu keseimbangan dan kelestarian alam.

Penyu tersumbat sedotan plastik

Berbahaya bagi Lingkungan Alam

Plastik yang terus menumpuk, tak hanya di darat tapi juga di lautan, akan mengganggu keseimbangan alam. Di darat, tumpukan plastik akan menutupi tanah, dan membuat tanah kesulitan menyerap air dan sinar matahari, akibatnya kualitas tanah rusak. Di tanah yang rusak, tumbuhan akan sulit tumbuh. Sedangkan di air, plastik juga akan mengganggu aliran, mempersempit ruang bagi makhluk hidup air. Bahkan, ada ahli yang memperkirakan, jika di tahun 2050, jumlah plastik di laut akan lebih banyak dari ikan. Apabila, masalah soal sampah plastik ini tak kunjung diselesaikan.

Dari berbagai bahaya plastik itu, cepat atau lambat juga akan berpengaruh bagi kehidupan manusia. Jadi, alangkah baiknya, kita harus lebih bijak dalam menggunakan plastik, terlebih plastik sekali pakai. Bukan berarti menghentikan plastik, adalah solusi terbaik. Tapi bijak dalam memakai dan memanfaatkannya, tidak membuang sembarangan dan bertanggung jawab penuh atas sampah plastik yang dihasilkan.


The History of Plastic

Let’s look back to how plastic was made: what’s the intention behind it, and what waits us in the future?



Semoga postingan : Sejarah Plastik, Kegunaan hingga Bahayanya ada manfaatnya. Salam Bahagia 👍

Related Posts

0 2:

Posting Komentar