Selasa, 10 Oktober 2023

Cara Orang Korea Selatan Menangani Permasalahan Sampah

Sobat, tentu sudah tak asing lagi dengan Drama Korea (drakor) yang berasal dari Korea Selatan. Lewat drama-drama itu, kita bisa melihat bagaimana kehidupan di Korea Selatan secara tidak langsung. Bukan cuma soal makanan, fashion dan make up-nya yang bisa dikulik, tapi juga soal bagaimana cara orang Korea Selatan menangani masalah sampah mereka. Sobatku, mungkin pernah mendengar beberapa judul drama seperti My Holo Love, Because This is My First Life, Lovestruck in The City atau Move to Heaven. Di beberapa drama itu, ada adegan soal bagaimana mereka memperlakukan sampah.

Di drama Because This is My First Life misalnya, tepatnya saat Nam Sehee menyetujui Jiho untuk tinggal di apartemennya. Sehee setuju Jiho menyewa kamar dengan syarat mengurusi persoalan sampah setiap pekannya, seperti memilah, mendaur ulang dan membuang. Lalu, ada adegan di mana Sehee kagum dengan kebiasaan Jiho yang mencuci wadah ramen dan tidak membuangnya begitu saja. Lalu di drama My Holo Love, ada adegan di mana Nando yang tak pernah membuang sampah meminta bantuan Soyeon untuk membuang sampah di tempat yang disediakan di lingkungan apartemen mereka. Nah, yang menarik, untuk bisa membuang sampah di sana, warga harus memiliki kartu anggota dan tidak boleh meletakkan sembarang sampah tanpa dipilah.

Atau sudah menonton drama yang sempat membuat heboh karena memasangkan Ji Chang Wook dengan Kim Ji Won? Drama itu berjudul Lovestruck in The City. Di salah satu episode, Eunho (yang diperankan oleh Kim Ji Won) ingin membuang papan selancar hadiah dari Park Jaewon (diperankan oleh Ji Chang Wook). Di Korea Selatan, jika ingin membuang furniture atau barang yang berukuran besar tidak bisa langsung diletakkan di tempat sampah depan rumah dan berharap diambil oleh petugas kebersihan. Warga Korea harus mendatangi pusat komunitas yang ada di hampir setiap distrik, dan membayar stiker untuk membuang sampah. Bisa dibayangkan, untuk membuang sampah saja harus bayar? Kira-kira mengapa demikian?

Manajemen Sampah di Korea Selatan

Permasalahan sampah dan limbah di Korea Selatan sempat meningkat di antara tahun 1970 hingga 1990-an. Sampai akhirnya, pemerintah menerapkan Volume-based Waste Fee (VBWF) sebagai salah satu metode pengolahan sampah nasional mereka. Aturan ini mengharuskan warganya untuk memilah sampahnya dengan baik, karena setiap sampah memiliki jenis dan ukuran tersendiri. Jadi, warga yang ingin membuang sampah dengan ukuran yang besar, maka harus mendaftar terlebih dahulu, seperti dalam adegan Eunho dan Jaewon. Mereka juga harus memisahkan mana sampah makanan dan kertas, kardus dan plastik. Aturan ini dianggap efektif, dan kini Korea Selatan menjadi salah satu negara dengan metode pengolahan sampah terbaik nomor tiga di dunia, versi Sustainability Mags.

Penanganan sampah di Korea Selatan memang terbilang ketat, di mana biaya membuang sampah dibebankan ke warga berdasarkan jumlah sampah yang dibuang. Sehingga, semakin banyak sampah yang dihasilkan, maka akan semakin banyak juga biaya yang harus dikeluarkan. Karena itu, lambat laun masyarakat di Korea Selatan lebih teliti dan ketat dalam menangani masalah sampah mereka, baik sampah individu, rumah tangga, maupun industri.

Jadi, jangan heran jika orang-orang Korea terbiasa memilah sampah mereka, mulai dari sampah yang bisa didaur ulang dan sampah yang tidak bisa didaur ulang. Jika ada warga yang membuang sampah tidak sesuai dengan aturan yang ada, maka akan dikenakan denda dan hukuman. Metode pengolahan seperti ini sebenarnya juga bisa diterapkan di Indonesia, tentu dengan dukungan pemerintah, stakeholder dan masyarakat. Yuk, belajar memperlakukan sampah dengan baik seperti yang dilakukan orang-orang di Korea Selatan!

Sumber:

https://publications.iadb.org/publications/english/document/South-Koreas-Experience-with-Smart-Infrastructure-Services-Integrated-Solid-Waste-Management.pdf
Semoga postingan : Cara Orang Korea Selatan Menangani Permasalahan Sampah ada manfaatnya. Salam Bahagia 👍

Related Posts

0 2:

Posting Komentar