Merdeka Mengajar

pelatihan-mandiri-platform-merdeka

IGI siap mengawal RUU Sisdiknas

Lawan Krisis Pembelajaran, Tingkatkan Kemampuan Dasar Siswapelatihan-mandiri-platform-merdeka

Organisasi Profesi Guru

SINERGI IGI untuk INDONESIA MAJU|Bengkulu,10-11 April 2021

Organisasi Profesi Guru

Presiden Jokowi memberi hormat kepada Guru-Guru se Indonesia.

Membangun Sinergi Ekosistem Digital Sekolah

Adopsi teknologi dalam pembelajaran, juga merupakan salah satu rumusan program Kemendikbud mengenai digitalisasi sekolah sebagai upaya untuk mempersiapkan Sumber Daya Manusia dalam menghadapi revolusi industri 4.0

Guru Belajar Seri Masa Pandemi Covid-19

Adanya program guru belajar Kemdikbud ini dikarenakan adanya perubahan cara belajar selama masa pandemi Covid-19

Seri Guru Belajar Pendidikan Keterampilan Hidup (PKH)

PKH bagi para guru SMP dan SMA/SMK di Indonesia dirancang agar Anda dapat mendukung peserta didik dalam mengembangkan keterampilan abad ke-21

Sabtu, 14 Oktober 2023

PUISI OKTOBER BULAN BAHASA

Puisi adalah bentuk seni sastra yang menggunakan bahasa secara kreatif untuk mengungkapkan perasaan, ide, atau pengalaman. Puisi sering kali memanfaatkan gaya bahasa, ritme, dan pemilihan kata yang cermat untuk menciptakan gambaran atau kesan yang mendalam. Puisi bisa berupa rangkaian kata atau kalimat yang disusun dengan perhatian pada suara, ritme, atau penggunaan kata-kata yang tidak biasa, sehingga menghasilkan ekspresi yang lebih intens atau menghadirkan dunia emosi dan pikiran penulisnya.

Jumat, 13 Oktober 2023

Dilema Bahasa Pergaulan Siswa Terhadap Bahasa Indonesia

Bahasa adalah sarana utama komunikasi manusia. Setiap bahasa memiliki keunikan dan peran yang berbeda dalam kehidupan sehari-hari. Di Indonesia, bahasa resmi dan bahasa nasional adalah Bahasa Indonesia. Namun, di tengah kemajuan teknologi dan globalisasi, para siswa sering kali mengalami dilema terkait bahasa pergaulan mereka.

Bahasa Indonesia sebagai Bahasa Resmi

Bahasa Indonesia memiliki peran penting dalam struktur sosial, politik, dan pendidikan Indonesia. Sebagai bahasa resmi, Bahasa Indonesia digunakan dalam semua lembaga pemerintahan, di dunia kerja, dan di berbagai bidang lainnya. Oleh karena itu, penggunaan yang baik dan benar dari Bahasa Indonesia merupakan keterampilan yang penting untuk dikuasai oleh setiap warga negara.

Dalam lingkungan pendidikan, Bahasa Indonesia digunakan sebagai bahasa pengantar dalam proses pembelajaran di sekolah-sekolah di seluruh Indonesia. Hal ini bertujuan untuk memastikan bahwa siswa memiliki pemahaman yang kuat tentang bahasa ini.

Apakah Dilema ?

Dalam buku teks psikologi seperti "Psikologi Umum" oleh Surya, dkk., dan "Psikologi Sosial" oleh Baron dan Branscombe, sering mengulas konsep dilema sebagai situasi konflik antara dua atau lebih pilihan yang sulit. Di samping itu, kamus psikologi seperti "Kamus Psikologi" oleh David G. Myers dan "Kamus Ilmiah Populer" oleh Prof. Dr. A. Teeuw dan Prof. Dr. S. Hasibuan juga merinci pengertian dilema dalam konteks psikologi dan bahasa yang lebih umum.

Namun, perlu diingat bahwa definisi dilema dapat bervariasi tergantung pada disiplin ilmu atau konteks tertentu di mana konsep tersebut digunakan. Oleh karena itu, dalam menulis atau merujuk sumber, penting untuk merujuk kepada sumber-sumber yang sesuai dengan disiplin ilmu atau konteks tertentu yang sedang dibahas.

Dilema Bahasa Pergaulan

Meskipun Bahasa Indonesia memiliki peran yang sangat penting dalam kehidupan sehari-hari di Indonesia, siswa seringkali mengalami dilema saat berinteraksi dengan teman sebaya mereka. Dalam pergaulan sehari-hari, siswa sering kali menggunakan bahasa yang lebih santai, yang seringkali mencampurkan Bahasa Indonesia dengan bahasa daerah atau bahasa asing seperti Bahasa Inggris.

Ini menciptakan dilema, terutama di kalangan siswa yang aktif dalam media sosial dan memiliki eksposur yang tinggi terhadap bahasa-bahasa asing. Mereka mungkin merasa bahwa penggunaan Bahasa Indonesia yang benar terlalu kaku dan formal untuk digunakan dalam pergaulan sehari-hari. Sebaliknya, mereka mungkin merasa bahwa bahasa asing seperti Bahasa Inggris lebih keren dan relevan.

Dampak Negatif

Penggunaan yang tidak tepat atau campuran antara Bahasa Indonesia dan bahasa asing dapat berdampak negatif pada kemampuan siswa dalam menggunakan Bahasa Indonesia dengan baik dan benar. Terutama dalam lingkungan pendidikan, ketidakmampuan menggunakan Bahasa Indonesia yang baik dan benar dapat menghambat kemajuan akademis siswa. Mereka mungkin mengalami kesulitan dalam memahami materi pelajaran dan mengekspresikan pemikiran mereka dengan jelas.

Selain itu, penggunaan yang tidak tepat dari Bahasa Indonesia juga dapat menciptakan kesenjangan sosial. Siswa yang tidak mampu menggunakan Bahasa Indonesia yang baik dan benar mungkin merasa kurang percaya diri saat berinteraksi dengan orang yang lebih mahir dalam bahasa ini. Mereka mungkin merasa terpinggirkan atau kurang mampu bersaing di dunia kerja.

Pentingnya Penguasaan Bahasa Indonesia yang Baik

Meskipun siswa mungkin menghadapi dilema dalam penggunaan bahasa, penting untuk mengingat bahwa Bahasa Indonesia adalah bagian integral dari identitas Indonesia. Bahasa ini mencerminkan budaya, sejarah, dan keragaman Indonesia. Oleh karena itu, penguasaan Bahasa Indonesia yang baik dan benar adalah suatu keharusan.

Sekolah dan keluarga memiliki peran yang penting dalam memastikan bahwa siswa dapat menggunakan Bahasa Indonesia dengan baik. Guru dapat memberikan pengajaran yang efektif dalam Bahasa Indonesia dan mengajarkan pentingnya penggunaan yang benar. Keluarga juga dapat berperan dengan memberikan dukungan dan memberikan contoh dalam penggunaan yang benar.

Solusi

Untuk mengatasi dilema bahasa pergaulan siswa, pendekatan yang seimbang perlu diterapkan. Siswa harus diberikan pemahaman bahwa Bahasa Indonesia adalah bahasa resmi yang harus dikuasai dengan baik. Namun, mereka juga harus diberikan ruang untuk berkomunikasi dalam bahasa santai dan bahasa asing dalam konteks yang sesuai.

Sekolah dapat memberikan pelatihan dan dukungan khusus untuk meningkatkan penguasaan Bahasa Indonesia siswa. Selain itu, guru dapat memotivasi siswa dengan memperlihatkan pentingnya penggunaan Bahasa Indonesia yang baik dan benar dalam kehidupan sehari-hari, termasuk dalam mencapai kesuksesan akademis dan profesional.

Kesimpulan

Dilema bahasa pergaulan siswa terhadap Bahasa Indonesia menciptakan tantangan yang perlu diatasi. Penting untuk menjaga keseimbangan antara penggunaan bahasa yang santai dengan penguasaan Bahasa Indonesia yang baik dan benar. Penguasaan bahasa ini tidak hanya penting untuk kesuksesan akademis, tetapi juga untuk mempertahankan identitas budaya Indonesia. Dengan pendidikan yang tepat dan dukungan dari berbagai pihak, siswa dapat mengatasi dilema ini dan menjadi pemakai Bahasa Indonesia yang terampil dan percaya diri.

Rabu, 11 Oktober 2023

Yuk ...bawa botol minum sendiri!

Membawa botol minum sendiri menjadi salah satu cara untuk mengurangi sampah plastik sekali pakai, yang mudah dilakukan secara mandiri. Tidak hanya itu, ada banyak manfaat dari membawa botol minum sendiri. Misalnya, dapat meminimalkan mikroplastik, menjaga tubuh tetap terhidrasi, dan dapat berhemat. Melansir dari laman Healthy Human Life, total ada 111 miliar botol plastik yang menjadi sampah. Bahkan, ada penelitian yang memperkirakan jika bakal ada lebih banyak plastik di laut dibandingkan ikan.


Nah, membawa botol minum sendiri ini mampu memberikan dampak yang cukup baik. Tidak hanya untuk lingkungan tapi juga tubuh. Jika Anda sedang bepergian, dan ternyata akses menuju lokasi cukup sulit, ditambah hari yang terik, tubuh memerlukan air untuk bertahan. Di sini, peran botol minum pakai ulang sangat penting. Begitu air habis, kita bisa mengisinya kembali tanpa harus membeli. Kabar baiknya, ada platform yang memudahkan kita mencari tempat isi ulang air minum. Ada yang menyediakan gratis, ada juga yang berbayar dengan biaya terjangkau. Namanya, Refill My Bottle. Di kota-kota besar di Indonesia, sudah dapat mengakses platform ini, seperti di Jakarta, Bali, Yogyakarta, Bandung dan Surabaya. Anda bisa mengakses peta online di website Refillmybottle.com atau mengunduh aplikasinya di gadget.

Botol air mineral kemasan yang dijual di pasaran memang praktis, tapi di balik itu ada hal-hal penting yang harus diketahui sebelum membeli. Kebanyakan botol air minum kemasan plastik terbuat dari jenis plastik PET, yang mana jenis plastik ini mengandung antimony trioksida. Ini adalah zat yang dianggap sebagai karsinogen. Seperti yang kita ketahui, karsinogen ini mampu menyebabkan kanker pada jaringan hidup. Terlebih, jika semakin lama cairan dibiarkan dalam botol plastik jenis PET atau PETE, semakin besar potensi pelepasan zat antimony tersebut. Selain itu, mikroplastik sudah menyebar hingga masuk ke dalam tubuh manusia.

Ada banyak jenis botol minum pakai ulang yang bisa digunakan untuk mengurangi risiko. Berikut beberapa tips memilih botol minum pakai ulang yang aman dan awet:

Pilih Bahan yang BPA Free

Bisphenol A (BPA) merupakan bahan kimia yang ditemukan pada jenis plastik tertentu. Bahan kimia ini cukup berbahaya bagi tubuh, terutama bayi dan janin yang belum lahir. Jadi, sebelum membeli botol minum pakai ulang, periksa apakah botol tersebut sudah bebas dari BPA. Tandanya, Anda bisa melihat logo yang terpajang di kemasan botol. Jika tidak,  bisa mencari tahu di internet soal merek botol yang hendak dibeli, bahkan bisa menghubungi costumer service produsen botol tersebut, jika memang perlu.

Tidak Harus yang Berbahan Plastik

Jika enggan mencari tahu soal bahan plastik yang digunakan dalam botol minum, bisa mencari alternatif lain yakni dengan botol kaca atau logam. Namun, Anda masih perlu memperhatikan kalau botol yang hendak dibeli sudah memenuhi persyaratan food grade. Jika  memilih logam, pastikan terbuat dari bahan baja tahan karat dan bukan alumunium. Sedangkan untuk bahan kaca, memang lebih aman dari segi bahan. Tetapi, kaca sangat rentan pecah, sehingga harus berhati-hati ketika menyimpannya.

Pilih Desain dan Volume yang Sesuai

Selain dua tips memilih botol minuman sesuai bahan di atas, Sobat Laksmi juga perlu memperhatikan desain dan volume botol. Sesuaikan dengan kebutuhan, dan tidak hanya berpaku pada desain yang lucu saja. Jika Anda kerap minum, bisa mencari botol yang berukuran besar, misalnya satu liter. Namun, jika ingin botol yang lebih praktis, bisa membeli botol ukuran 500 ml. Tak hanya itu, pastikan Anda membeli botol yang mudah dibawa dan tidak merepotkan, karena tujuan utamanya adalah membawa botol minum sendiri.

Perawatan Botol Minum Pakai Ulang

Tak kalah penting dari tips memilih botol minum pakai ulang di atas. Jika Anda ingin botol minum awet dan tetap aman, perhatikan juga perawatannya. Sebelum digunakan, disarankan untuk mencuci botol minum terlebih dahulu. Jika ANDA menggunakan botol minum berbahan plastik, jangan cuci dengan air panas, cucilah dengan air dingin biasa. Lalu, jangan terlalu lama membiarkan botol di bawah sinar matahari terlalu lama. Namun, jika Anda menggunakan botol minum berbahan lain, Anda bisa lebih bersantai karena perawatannya cukup dengan mencuci dengan air dan berhati-hati dalam pemakaian.

Yuk... bawa botol minum sendiri!



Selasa, 10 Oktober 2023

Sejarah Plastik, Kegunaan hingga Bahayanya

Plastik menjadi salah satu teknologi ciptaan manusia yang paling canggih. Bagaimana tidak,.... Plastik muncul bak ‘penyelamat’ saat dunia tengah kebingungan mencari bahan yang digunakan dalam keseharian manusia, tapi yang bersifat elastis dan tahan lama. Sebelumnya, manusia bergantung pada alam, seperti serat kayu, gading, dan bahan alami lainnya. Tapi, karena dianggap dapat terlalu bergantung pada alam dan akan mengganggu ketersediaan sumber daya alam di bumi, para ahli berlomba-lomba mencari alternatif.

Waste4change dalam artikelnya yang berjudul The History of Plastic menyebut, pada tahun 80-an, istilah plastik yang awalnya merujuk pada bahan yang fleksibel, disebut sebagai bahan polimer. Awalnya polimer ini berasal dari banyak rantai molekul yang dapat ditemukan di alam, seperti selulosa dari tumbuhan. Seiring berjalannya waktu, para ahli menemukan berbagai bahan polimer sintetik sebagai bahan dasar membuat plastik.

Melansir dari laman Plastics Industry Association, munculnya plastik diawali dari tahun 1862 tepatnya di Pameran Internasional London. Alexander Parkes memperkenalkan plastik buatan untuk pertama kalinya. Namun perlu diketahui, perjalanan bahan pembuat plastik bermula belasan tahun sebelumnya. Charles Goodyear menemukan proses vulkanisasi yang menghasilkan bahan karet elastis dan kuat. Bahan temuan ini menjadi salah satu polimer kombinasi, dari bahan sintetik dan alam.

Temuan itu terus berkembang, dan muncul nama-nama ilmuwan seperti Charles Schonbein dari Swiss, John Wesley Hyatt dari Amerika Serikat, Leo Hendrik Baekeland dari Belgia, hingga ahli kimia Dupont, Wallace Carruthers yang menemukan bahan nylon. Dari hasil temuan para ilmuan itu, Pada tahun 1962, mulai bermunculan polimer sintetik dengan berbagai kombinasinya. Sebut saja jenis plastik PVC, HDPE, hingga bioplastik, yang hingga saat ini manusia gunakan hampir setiap hari di berbagai aspek kehidupan.

Kehadiran plastik saat itu, mengubah cukup banyak aspek kehidupan, salah satunya dari segi kesehatan. Waste4change menyebut peralatan medis terbantu karena hadirnya plastik atau polimer sintetik ini. Bahannya yang ringan, fleksibel dan awet, menjadi salah satu keunggulan plastik. Tidak hanya untuk kebutuhan medis saja, polimer sintetik ini juga berkembang ke berbagai ranah, seperti fashion, pangan, teknologi hingga pendidikan.

Saat ini, hampir setiap hari kita bisa menjumpai benda-benda yang berbahan polimer. Misalnya saja pakaian berbahan polyester dan nylon, peralatan makan yang berbahan plastik, hingga pembungkus makanan seperti plastik kresek. Kini, plastik seakan sudah menjadi bagian hidup manusia yang sulit untuk dilepaskan, ya..khan?

Dua abad lebih sejak lahirnya plastik menjadi bagian hidup manusia, kini plastik menjadi ancaman atas kehidupan manusia itu sendiri, juga kelestarian alam di bumi. Dari yang awalnya diciptakan untuk memudahkan aktivitasnya dan menjaga ketersediaan sumber daya alam, kini plastik jadi bumerang. Tumpukan sampah plastik yang tak dikelola dengan bijak, berdampak buruk bagi lingkungan, karena sifatnya yang terlalu awet hingga sulit diurai oleh alam. Akibatnya, plastik makin menumpuk dari tahun ke tahun. Berikut beberapa bahaya plastik:
  

Berbahaya bagi Kesehatan Tubuh Manusia

Plastik yang mengandung BPA (health-bisphenol-A) mengandung bahan beracun untuk tubuh. Kandungan ini dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan, seperti asma, kerusakan hati, kerusakan otak dan saraf, hingga berbagai masalah ginjal. Beberapa ahli juga sudah menemukan, bahwa mikroplastik (potongan terkecil plastik), ditemukan dalam tubuh manusia. Sobat Laksmi bisa melihat penelitian ini di film dokumenter Pulau Plastik.



Berbahaya bagi Makhluk Hidup Lain di Bumi

Nah, pasti pernah mendapati video viral tentang kura-kura yang hidungnya tersumbat sedotan plastik hingga berdarah. Atau penemuan sampah plastik di dalam perut paus yang mati terdampar di Papua. Kehadiran plastik ternyata juga mengancam keberlangsungan hidup makhluk lain. Banyak hewan yang tidak mengenali plastik sebagai bahan yang berbahaya, dan mengira plastik adalah makanan. Karena sifat plastik yang sulit diurai, plastik akan bertahan di dalam tubuh hewan tersebut, hingga mengganggu pertumbuhannya. Akibatnya, bisa saja kematian. Jika banyak hewan yang mati, maka akan mengganggu keseimbangan dan kelestarian alam.

Penyu tersumbat sedotan plastik

Berbahaya bagi Lingkungan Alam

Plastik yang terus menumpuk, tak hanya di darat tapi juga di lautan, akan mengganggu keseimbangan alam. Di darat, tumpukan plastik akan menutupi tanah, dan membuat tanah kesulitan menyerap air dan sinar matahari, akibatnya kualitas tanah rusak. Di tanah yang rusak, tumbuhan akan sulit tumbuh. Sedangkan di air, plastik juga akan mengganggu aliran, mempersempit ruang bagi makhluk hidup air. Bahkan, ada ahli yang memperkirakan, jika di tahun 2050, jumlah plastik di laut akan lebih banyak dari ikan. Apabila, masalah soal sampah plastik ini tak kunjung diselesaikan.

Dari berbagai bahaya plastik itu, cepat atau lambat juga akan berpengaruh bagi kehidupan manusia. Jadi, alangkah baiknya, kita harus lebih bijak dalam menggunakan plastik, terlebih plastik sekali pakai. Bukan berarti menghentikan plastik, adalah solusi terbaik. Tapi bijak dalam memakai dan memanfaatkannya, tidak membuang sembarangan dan bertanggung jawab penuh atas sampah plastik yang dihasilkan.


The History of Plastic

Let’s look back to how plastic was made: what’s the intention behind it, and what waits us in the future?



Cara Orang Korea Selatan Menangani Permasalahan Sampah

Sobat, tentu sudah tak asing lagi dengan Drama Korea (drakor) yang berasal dari Korea Selatan. Lewat drama-drama itu, kita bisa melihat bagaimana kehidupan di Korea Selatan secara tidak langsung. Bukan cuma soal makanan, fashion dan make up-nya yang bisa dikulik, tapi juga soal bagaimana cara orang Korea Selatan menangani masalah sampah mereka. Sobatku, mungkin pernah mendengar beberapa judul drama seperti My Holo Love, Because This is My First Life, Lovestruck in The City atau Move to Heaven. Di beberapa drama itu, ada adegan soal bagaimana mereka memperlakukan sampah.