Merdeka Mengajar

pelatihan-mandiri-platform-merdeka

IGI siap mengawal RUU Sisdiknas

Lawan Krisis Pembelajaran, Tingkatkan Kemampuan Dasar Siswapelatihan-mandiri-platform-merdeka

Organisasi Profesi Guru

SINERGI IGI untuk INDONESIA MAJU|Bengkulu,10-11 April 2021

Organisasi Profesi Guru

Presiden Jokowi memberi hormat kepada Guru-Guru se Indonesia.

Membangun Sinergi Ekosistem Digital Sekolah

Adopsi teknologi dalam pembelajaran, juga merupakan salah satu rumusan program Kemendikbud mengenai digitalisasi sekolah sebagai upaya untuk mempersiapkan Sumber Daya Manusia dalam menghadapi revolusi industri 4.0

Guru Belajar Seri Masa Pandemi Covid-19

Adanya program guru belajar Kemdikbud ini dikarenakan adanya perubahan cara belajar selama masa pandemi Covid-19

Seri Guru Belajar Pendidikan Keterampilan Hidup (PKH)

PKH bagi para guru SMP dan SMA/SMK di Indonesia dirancang agar Anda dapat mendukung peserta didik dalam mengembangkan keterampilan abad ke-21

Selasa, 30 Maret 2021

Webinar JSDI NTB - EPSON "Ungkit Literasi Dengan Google Sites"

Mengutip dari https://tekno.kompas.com/, bekerja dan belajar dari rumah menjadi tuntutan yang harus dilakukan saat ini, sejak adanya pandemi Covid-19 akibat virus Corona. Sekolah-sekolah ditutup, kegiatan belajar mengajar pun dialihkan secara online di rumah.

Karena tuntutan ini, banyak guru dan orangtua yang diharuskan untuk mulai beradaptasi dengan kegiatan belajar mengajar jarak jauh, menggunakan teknologi. Menjembatani hal ini, Google Indonesia meluncurkan inisiatif Mengajar dari Rumah.

Google menyediakan situs web khusus untuk kegiatan belajar mengajar siswa sekolah, dalam versi bahasa Indonesia. Situs web tersebut bisa diakses melalui https://teachfromhome.google/intl/id/. Siswa juga bisa mengakses materi pelajaran dari situs Kemendikbud :


Situs Mengajar dari Rumah berisi kumpulan aplikasi Google yang menunjang pendidikan, tips, dan materi pelatihan yang ditujukan untuk membantu pengajar dan siswa melakukan pembelajaran jarak jauh.

Salah satu fasilitas yang disediakan adalah "Google Sites".

Dengan fasilitas ini siapapun, termasuk guru dapat membuat hub project internal, situs tim, situs yang ditampilkan kepada publik, dan lainnya—semuanya dilakukan tanpa bantuan desainer, programmer, dan IT. Melalui Google Sites baru, membuat situs dapat dilakukan dengan mudah. Cukup tarik konten ke tempat yang dibutuhkan.

Situs Google Sites bersifat responsif, yang berarti situs juga dioptimalkan untuk tablet dan smartphone (https://support.google.com/a/users/answer/9314941?hl=id)

Bagi para guru yang masih belum jelas (tampak bingung) bagaimana cara membuat Google Sites untuk mendukung pembelajaran jarak jauh antara guru dan siswa agar makin menarik dan menyenangkan, 

WEBINAR JSDI -EPSON #8 | NTB
"Ungkit Literasi Dengan Google Site"
Selasa, 30 Maret 2021, 14.00 WIB | 15.00 WITA | 16.00 WIT













Minggu, 28 Maret 2021

NGOPI SEKSI KEBIJAKAN KENAIKAN KELAS DAN KELULUSAN PESERTA DIDIK 2021

Melalui Surat Edaran Mendikbud no. 1 tahun 2021 tentang Peniadaan Ujian Nasional dan Ujian Kesetaraan serta Pelaksanaan Ujian Sekolah dalam masa darurat penyebaran Corona Virus Disease (Covid-19) mengatur kelulusan dan kenaikan kelas peserta didik tahun 2021 adalah sepenuhnya kebijakan sekolah melalui Ujian Satuan Pendidikan.

Namun dalam perkembangannya, beberapa daerah membuat atau mengkoordinir ujian bersama dengan alasan pemetaan Hal ini tentunya membingungkan banyak pihak, termasuk guru, peserta didik, dan orang tua. Upaya untuk memberikan informasi yang jelas kepada publik, tampaknya juga tidak dilakukan oleh Kemendikbud. Untuk itu Ngopi Seksi kali ini akan mengundang para narasumber yang luar biasa:


• Ferdiansyah (Anggota Komisi X DPR RI)
• Dr. Jasmansyah, M.Pd. (Wakil Ketua Umum II PP IGI)
• Dr. Yuyun Sri Yuniarti, M.Pd (Sekretaris Umum HIPPER Indonesia)
• Dudung Abdul Qodir, S.Pd., M.Pd. (Wasekjen PB PGRI)
• Satriwan Salim (Koordinator Nasional P2G)
• Ahmad Rizali (Gernas Tastaka)
Moderator:
1. Indra Charismiadji (Vox Populi Institute Indonesia)
2. Ki Bambang Pharmasetiawan (NU Circle)

📅 Minggu, 28 Maret 2021
⏰ 14:30-17:00 WIB
🖥️
Aplikasi YouTube Live Streaming https://s.id/Kelulusan2021


INTERNATIONAL WEBINAR : Entrepreneurial Activities and the Challenges of Higher Education Institute in the Post-Pandemic Period"

Entrepreneurial Activity and the Challenges of Higher Education Institute in the Post-Pandemic Period. Opening Speech : Dr. Joseph, M.Kom. (Rektor Universitas Sains dan Teknologi Komputer (Universitas STEKOM)

*Narasumber 😘
1. Prof. Givi Bedianashvili, Dean Faculty Business and Technology European University (Georgia)
2. Dr. Teona Grigolashvili, Dean of the Faculty of Economics and Business Kutaisi University (Georgia)
3. Prof. Yan Qin, Fuzhou Polytechnic (China)
4. Mampuono, M.Kom, Vice Chairman of Smart Indonesian Teacherpreneur Assosiation (ATIC)
5. Danang Hidayatullah, MM, Chairman of Indonesian Teacher Assosiation (IGI)

📌Jadwal
*Hari: Sabtu, 27 Maret 2021*
Pukul: 10.00-13.OO WIB

📌Cara Mendaftar : https://s.id/caradaftareducation
📌Link Daftar : https://s.id/daftareducation

📌Zoom Meeting : https://s.id/zoomeducation
Meeting ID: 705 705 9999 Passcode: STEKOM
📌Live YouTube : https://s.id/youtubeeducation

Subscribe dan klik pada loncengnya supaya tidak ketinggalan acara ini.

GRATIS, Ilmu bermanfaat, e-sertifikat terverifikasi oleh verifikasi.me (tidak dapat dipalsukan, dikirim pada H+5)

📌Info : http://wa.me/6285880000011




DOKUMENTASI


Selengkapnya :

 

VIDEO



NGOBROL BARENG IGI DKI JAKARTA 27 MARET 2021 - PRAKTIK BELAJAR DI BELANDA

Ngobrol Bareng adalah wadah relaksasi dalam bentuk tersendiri. Bisa saja isinya motivasi, inspirasi bahkan kontroversi. Siapa saja bisa dihadirkan di sini. Siapa saja bisa ikutan ngobrol di sini. Ngobrol bareng “dihadirkan: untuk mengeskplorasi kejutan kejutan lain yang mungkin bisa mengalahkan irama keramaian. Ngobrol bareng bukan saja mencoba membaca keadaan, tapi juga mengkaji masa depan. Ngobrol Bareng boleh jadi sebuah gerakan!


Sabtu, 27 Maret 2021

SOAL SOAL PENDIDIKAN

Belajar itu kata kerja. Artinya yang penting adalah pendekatan proses. Bagaimana anak "mengalami" proses belajar. Dari mengalami itulah diharapkan muncul "transformasi", perubahan. Perubahan apa? perubahan pikiran dan--ujungnya yang diharapkan--tingkah laku. 


Entah mengapa sekolah kita lebih suka "melompat" langsung ke hasil, alih-alih proses. Seolah entah prosesnya seperti apa, yang penting hasilnya. Dan hasil ini pun direduksi sebatas angka. Angka itu pun tidak representatif. Apa bukti tidak representatif? jelas sekali, semua pendaftaran jenjang pendidikan tertentu masih menerapkan tes ulang. Tidak mengacu--bukti bahwa tidak percaya--pada angka di rapor atau ijazah. 

Makanya begitu ada perubahan isu dalam kurikulum, selalu yang ramai adalah "soal". Bukan soal nyata, tapi "soal" yang dibuat-buat. Misalnya, sedang menghangat HOTS yang dikejar "pelatihan membuat soal HOTS". Sedang ramai pembelajaran daring, yang dikejar "pelatihan membuat soal dengan bla..bla..bla..". 

Kementerian Pendidikan pun juga suka "melompat". Seperti sekarang ini. Kebakaran jenggot akibat skor PISA Indonesia yang selalu rendah dibandingkan negara maju dijawab dengan kebijakan mengubah evaluasinya. AKM, "A"-nya itu adalah Assesmen, padanan katanya penilaian, alias ya soal lagi. Bisa saja berkilah bahwa penilaian itu rentetan dari proses. Ya, tapi kemendikbud fokus pada Assesmen-nya, bukan pembelajarannya. 

Jadilah sekarang para guru dan penyedia pelatihan sibuk dengan "pembuatan soal berorientasi AKM". Nanti siswa akan diberi "soal buatan" ini, yang saya yakin akan sama saja pola pembuatannya dari soal-soal yang sebelumnya: copy-paste. Jadi pelatihan pembuatan soal AKM itu seperti "ajang berbagi file soal AKM".  

Padahal ada banyak "soal nyata" di sekitar kita. Tapi siswa kita disibukkan dengan "soal buatan". Mereka sibuk menjawab soal tentang banjir, tapi lupa membersihkan selokannya. Mereka sibuk menjawab soal tentang kebudayaan, tapi bingung berbicara bahasa daerah. Mereka sibuk menjawab soal tentang demokrasi, tapi manut ketika pemilu disodori uang beli suara. 

Parahnya lagi, soal-soal buatan ini pun sudah ditentukan jawabannya. Bahkan jawaban ini sudah sedemikian otomatis. Selesai menjawab soal buatan itu, langsung muncul hasilnya. Tidak ada diskusi. Pokoknya itu jawabannya. Titik. Mau diskusi seperti apa, lha terlalu banyak hal yang harus dipelajari siswa dalam terlalu sedikit waktu belajar. 

Saya tidak sedang mengkritik para guru. Kasihan mereka. Diombang-ambing kebijakan yang tidak jelas landasan filosofisnya. Guru umumnya menjadi seperti petugas sensus: mencatat angka perolehan siswa, melakukan tabulasi dengan hasil minimal yang sudah ditentukan. Lalu hasil tabulasi itu diambil pemerintah untuk membuat peta, mana daerah yang dianggap pintar menjawab soal buatan dan mana yang belum. 

Saya melihat rekan-rekan guru itu malah bisa menjadi "guru sepenuhnya" justru di luar pembelajaran. Memotivasi siswa yang sedang kacau, memberi saran-saran yang menguatkan, hingga membantu kesulitan ekonominya. 


Di tengah dunia yang berubah makin kompetitif--tidak hanya antar manusia tapi juga manusia dengan mesin--ini, pendidikan kita harus berbenah. Tinggalkan kebiasaan membikin "soal buatan" dan mari ajari anak kita menemukan "soal nyata" di sekitar mereka, ajak menjadi solusi dari soal itu. Dengan demikian akan terwujud pendidikan yang berkesan, pendidikan yang memanusiakan, pendidikan yang memerdekakan, dan konsep-konsep lain yang telah banyak dipelajari dalam kelas-kelas keguruan itu. Semoga.

Ahmad Faizin Karimi 

@afkareem

Kamis, 25 Maret 2021

Webinar APSI | Sinergitas dengan Pengawas Dorong Perubahan

Dalam rangka menjawab berbagai isu HOAX tentang Pengawas Sekolah/Madrasah, Asosiasi Pengawas Sekolah Indonesia [APSI] Pusat menghadirkan para PAKAR PENDIDIKAN untuk mendengar langsung APA KATA PAKAR PENDIDIKAN TENTANG PENGAWAS SEKOLAH/ MADRASAH serta menjawab apa peran dan fungsi Pengawas Sekolah/Madrasah di Era Digital Abad 21 dan selama masa Pandemi Covid-19, Rabu 24 Maret 2021 pukul 13.00 s.d 15.00 WIB

Gambar : Danang Hidayatullah|Ketua Umum IGI

Webinar APSI Kekinian XXVII yang menghadirkan narasumber Ketua Umum APSI Pusat Bapak Dr. Agus Sukoco, M.M, Plt. Kepala LP2KSPS Ibu Prof. Dr. Nunuk Suryani, M.Pd, Pemerhati/Praktisi Pendidikan Bapak Indra Charismiadji dan Ketua Umum IGI Bapak Danang Hidayatullah, yang mengatakan bahwa IGI Ikatan Guru Indonesia juga memiliki Misi yang sama dengan APSI, beliau mengajak teman-teman Pengawas untuk dapat sama-sama bersinergi untuk bisa memajukan pendidikan di Indonesia.

Kepada peserta kegiatan Webinar yang telah berpartisipasi, diberikan Sertifikat Online, dan Bahan Seminar yang dapat di unduh pada laman ini.

Narasumber : Bapak Nanang Hidayatullah.- Ketua IGI


Foto-Foto ZOOM WEBINAR




Sumber : 
https://sertifikatwebinar.bimtekapsi.id
https://www.igi.or.id/sinergitas-dengan-pengawas-dorong-perubahan.html
APSIPUSAT.ORG

Uji Coba Ujian Sekolah 2021 - MATEMATIKA SMP

Postingan berikut adalah soal-soal latihan untuk mengukur kemampuan Matematika Siswa dalam persiapan menghadapi Ujian Sekolah Tahun Ajaran 2020/2021.

Baca dan cermati setiap soal sebelum mengirimkan jawaban ANDA. Semoga Sukses


Rabu, 24 Maret 2021

KESEBANGUNAN : Materi

Kekongruenan dan Kesebangunan merupakan salah satu bagian dari materi ilmu geometri. Di dalam materi ini di dalamnya meliputi kesebangunan dan kekongruenan bangun datar segitiga dan trapesium.  Mengenai Kongruen dan Kesebangunan simak pembahasannya berikut ini.





 

Transformasi | TRANSLASI dan REFLEKSI

Cakupan Materi Transformasi terdiri dari  : TRANSLASI, REFLEKSI, ROTASI, DILATASI. Pada postingan ini, disajikan untuk materi  Translasi dan Refleksi, berikut Contoh Soal dan Pembahasan, dan untuk Latihan Soal lihat pada postingan berikutnya.

    

Contoh Soal dan Pembahasan

Selasa, 23 Maret 2021

Garis & Sudut | MATERI

Cermati postingan berikut ini Tentang Garis dan Sudut Kelas VII Semester 2 Kurikulum 2013. Silahkan Anda pelajari : Materi Ajar;  Contoh Soal dan Pembahasannya; Latihan Soal. Untuk melatih pemahaman kalian terhadap materi ini, kerjakan LATIHAN SOAL, dan apabila perlu pemahaman, dapat berdiskusi dengan teman sejawat, ataupun guru yang bersangkutan pada pembelajaran TATAP MUKA.