Merdeka Mengajar

pelatihan-mandiri-platform-merdeka

IGI siap mengawal RUU Sisdiknas

Lawan Krisis Pembelajaran, Tingkatkan Kemampuan Dasar Siswapelatihan-mandiri-platform-merdeka

Organisasi Profesi Guru

SINERGI IGI untuk INDONESIA MAJU|Bengkulu,10-11 April 2021

Organisasi Profesi Guru

Presiden Jokowi memberi hormat kepada Guru-Guru se Indonesia.

Membangun Sinergi Ekosistem Digital Sekolah

Adopsi teknologi dalam pembelajaran, juga merupakan salah satu rumusan program Kemendikbud mengenai digitalisasi sekolah sebagai upaya untuk mempersiapkan Sumber Daya Manusia dalam menghadapi revolusi industri 4.0

Guru Belajar Seri Masa Pandemi Covid-19

Adanya program guru belajar Kemdikbud ini dikarenakan adanya perubahan cara belajar selama masa pandemi Covid-19

Seri Guru Belajar Pendidikan Keterampilan Hidup (PKH)

PKH bagi para guru SMP dan SMA/SMK di Indonesia dirancang agar Anda dapat mendukung peserta didik dalam mengembangkan keterampilan abad ke-21

Selasa, 30 Agustus 2022

IGI SIAP MENGAWAL RUU SISDIKNAS

Ikatan Guru Indonesia (IGI) menyatakan siap mengawal Rancangan Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional (RUU Sisdiknas) untuk mewujudkan janji pemerintah dalam memajukan kesejahteraan dan kualitas guru yang tertunda belasan tahun. Indonesia selama ini menjalankan satu sistem pendidikan yang diatur dalam tiga undang-undang yaitu UU Nomor 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas, UU Nomor 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, dan UU Nomor 12 tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi. Dalam perkembangannya, tidak semua aturan dalam undang-undang tersebut sesuai dengan kebutuhan perubahan zaman. Di era merdeka belajar saat ini, sangat penting adanya ruang inovasi dan kreativitas dalam sistem pendidikan yang terkandung di RUU Sisdiknas.


Ikatan Guru Indonesia (IGI) sebagai organisasi profesi guru telah menelaah naskah akademik beserta naskah RUU Sisdiknas, khususnya pada pasal 104 sampai dengan pasal 112 terkait pendidik atau guru.

Di dalam naskah RUU Sisdiknas, ada beberapa hal positif yang menjadi energi baru bagi guru. Misal dimasukkannya PAUD sebagai salah satu jenjang pendidikan, yakni jenjang Pendidikan Anak Usia Dini, dalam pasal 18 ayat 2. Hal positif lain yaitu tentang karir guru. Namun, perlu ada pengaturan lebih lanjut mengenai hal tersebut.

Di dalam Naskah Akademik RUU Sisdiknas juga dijelaskan upaya dan niat baik pemerintah terkait pemisahan pengaturan antara sertifikasi dan penghasilan guru. Namun, niat baik tersebut tidak tertuang dalam batang tubuh RUU Sisdiknas sehingga memunculkan berbagai persepsi di kalangan guru dan penggiat pendidikan, salah satunya adalah terkait hilangnya klausul tunjangan profesi guru. Dalam tataran implementasi, yang menjadi dasar kebijakan adalah UU Sisdiknas, bukan naskah akademik.

Selain hal-hal positif di atas, terdapat beberapa masukan dari IGI agar RUU Sisdiknas ini layak dijadikan landasan hukum untuk pemenuhan hak dan kewajiban guru di Indonesia. Adanya penyederhanaan istilah atau kalimat di RUU ini membuat beberapa pasal memerlukan penjelasan dan/atau ayat tambahan untuk memperjelas pasal-pasal tersebut.

Oleh karena itu, IGI menyatakan sikap secara objektif dengan memberikan tanggapan/masukan terhadap RUU Sisdiknas sebagaimana terlampir. Kiranya ini bisa menjadi masukan konstruktif sebagai ikhtiar bersama demi kemajuan pendidikan di Indonesia.

Terima kasih. Semoga Allah memberi kemudahan dan kelancaran bagi setiap niat baik untuk negeri ini.

Penulis:  Danang Hidayatullah Agustus 29, 2022
Sumber : https://www.igi.or.id/igi-siap-mengawal-ruu-sisdiknas.html


Berikut tautan laman resmi semua dokumen terkait RUU Sisdiknas. Masyarakat luas bisa memberikan masukan-masukan melalui laman tersebut. https://sisdiknas.kemdikbud.go.id

Senin, 29 Agustus 2022

Soal Literasi Numerasi | Data - Ketidakpastian>>pusmenjar

Soal AKM Numerasi Data dan Ketidakpastian SMP Kelas 7-8. Numerasi merupakan kompetensi dalam berpikir dan menggunakan konsep, prosedur, fakta, dan alat matematika untuk menyelesaikan masalah sehari-hari , pada berbagai jenis konteks, yang relevan untuk individu sebagai warga negara Indonesia dan dunia.

Soal AKM Numerasi Data dan Ketidakpastian meliputi pemahaman, interpretasi, penyajian data maupun peluang, silahkan cek lebih lanjut komponen intrumen pada soal-soal AKM

Soal AKM dirancang untuk memberikan informasi yang memicu perbaikan proses pembelajaran, yang pada akhirnya dapat meningkatkan kualitas belajar peserta didik.

Soal AKM Numerasi data dan ketidakpastian yang dirujuk dari Portal Asesmen Pusmenjar kemdikbudristek, kalian akan mengerjakan asesmen Numerasi-Data dan Ketidakpastian untuk Fase D kelas 7 - 8 .

Selamat mengerjakan!

Wacana 1: Tim Bola Voli


Pak Sahono mendata tinggi badan siswa putri kelas A untuk seleksi pemain bola voli. Berikut data tinggi badan dan banyak siswa putri kelas A.

Pak Sahono mendata tinggi badan siswa putri kelas A untuk seleksi pemain bola voli. Berikut data tinggi badan dan banyak siswa putri kelas A.
Tinggi Badan (Cm)Banyaknya siswa
1554
1562
15715
1588
1593

Soal 1. Pak Sahono mengumpulkan siswa yang memiliki tinggi badan dengan jumlah terbanyak untuk dilakukan seleksi terlebih dahulu. Tinggi badan siswa yang dimaksud adalah …. *
Tandai satu oval saja.

◯ A. 155 cm. 
◯ B. 156 cm. 
◯ C. 157 cm. 
◯ D. 158 cm.

Soal 2. Diketahui nama-nama siswa berdasarkan tinggi badan adalah sebagai berikut. *
Tinggi (Cm)Nama Siswa
155Levia, Lilis, Lisa dan Mareta
156Maya dan Maisya
157Monica, Nabila, Nada, Nasela, Nisa, Nur, Nurul, Rahma, Risma,
Shela, Sindi, Siti, Surti, Shasya, dan Syerli
158Tia, Titin, Tiqa, Tri, Vera, Vero, Vina dan Warti
159Yoli, Yuli dan Yuyun

Tandai satu oval saja perbaris


A.BenarB.Salah
1. Monica, Nabila, Nada, Nasela, Nisa, Nur, Nurul, Rahma, Risma, Shela, Sindi, Siti, Surti, Shasha, dan Syerli masuk sebagai tim voli putri kelas A.
2. Tia, Titin, Tiqa, Tri, Vera, Vero, Vina, dan Warti masuk sebagai tim voli putri kelas A.
3. Tia, Titin, Tiqa, Tri, Vera, Vero, Vina, Warti, Yoli, Yuli, dan Yuyun masuk sebagai tim voli putri kelas A.
4. Nasela, Nisa, Nur, Nurul, Rahma, Risma, Shela, Sindi, Siti, Surti, Tia, Titin, Tiqa, Tri, Vera, Vero, Vina, Warti, Yoli, Yuli, dan Yuyun masuk sebagai tim voli putri kelas A.

Wacana 2: Kantong Plastik Sekali Pakai Jakarta 

Masyarakat di DKI akan melarang menggunakan kantong plastik sekali pakai (kantong kresek) mulai 1 Juli 2020. Kebijakan ini berlaku untuk di pusat pembelanjaan (mal), toko swalayan, dan pasar tradisional.
Aturan ini ditetapkan bukan tanpa alasan. Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) DKI Jakarta, Andono Warih mengungkap tiga alasannya.
Pertama, sampah di tempat pembuangan terpadu (TPST), Bantar Gebang, Bekasi kian bertambah. Dari 39 juta ton sampah yang ada, 34%-nya didominasi sampah plastik.

Sekarang ini di Bantar Gebang sudah penuh dengan kresek. Yang sekarang sudah mencapai 39 juta ton (sampah), 34%-nya itu plastik dan kebanyakan kantong kresek. Kalau kita nggak berbuat sesuatu, nanti makin lama makin membebani lingkungan dan kasihan anak cucu kita nanti nggak kebagian tempat,” kata Andono kepada detik.com, Minggu (28/6/2020).
Masyarakat di DKI akan melarang menggunakan kantong plastik sekali pakai (kantong kresek) mulai 1 Juli 2020. Kebijakan ini berlaku untuk di pusat pembelanjaan (mal), toko swalayan, dan pasar tradisional.  Aturan ini ditetapkan bukan tanpa alasan. Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) DKI Jakarta, Andono Warih mengungkap tiga alasannya.  Pertama, sampah di tempat pembuangan terpadu (TPST), Bantar Gebang, Bekasi kian bertambah. Dari 39 juta ton sampah yang ada, 34%-nya didominasi sampah plastik.   Sekarang ini di Bantar Gebang sudah penuh dengan kresek. Yang sekarang sudah mencapai 39 juta ton (sampah), 34%-nya itu plastik dan kebanyakan kantong kresek. Kalau kita nggak berbuat sesuatu, nanti makin lama makin membebani lingkungan dan kasihan anak cucu kita nanti nggak kebagian tempat,” kata Andono kepada detik.com, Minggu (28/6/2020).

Soal 3. 

Berdasarkan diagram yang disajikan di atas, rata-rata persentase responden yang setuju untuk membawa kantong plastik sendiri adalah .... *
Tandai satu oval saja.
◯ A. 38,2% 
◯ B. 42,1% 
◯ C. 57,9% 
◯ D. 61,4%

Wacana 3: 

Gregor Johann Mendel adalah ilmuwan yang dijuluki sebagai Bapak Genetika Modern. Ia menemukan bahwa pewarisan sifat dari induk kepada keturunannya mengikuti suatu pola tertentu. Penemuan itulah yang sampai sekarang kita sebut dengan nama Hukum Mendel. Tabel berikut menunjukkan kemungkinan warna bulu kelinci hasil persilangan dua induk yang disusun berdasarkan Hukum Mendel.
Gregor Johann Mendel adalah ilmuwan yang dijuluki sebagai Bapak Genetika Modern. Ia menemukan bahwa pewarisan sifat dari induk kepada keturunannya mengikuti suatu pola tertentu. Penemuan itulah yang sampai sekarang kita sebut dengan nama Hukum Mendel. Tabel berikut menunjukkan kemungkinan warna bulu kelinci hasil persilangan dua induk yang disusun berdasarkan Hukum Mendel.

Soal 4

Jika induk kelinci yang berbulu abu-abu disilangkan dengan induk kelinci yang berbulu abu-abu, maka peluang keturunannya berbulu putih adalah .... *
Tandai satu oval saja.
◯ A. 0
◯ B. 1/4
◯ C. 1/2
◯ D. 0

Wacana 4: 

Gizi Buruk Gizi buruk adalah kondisi tubuh kekurangan gizi yang didasarkan pada indeks berat badan menurut usia yang disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya pola makan yang buruk. Ada dua jenis gizi buruk yang umum terjadi yaitu Marasmus dan Kwashiorkor.

Lembaga Kesehatan Masyarakat di kelurahan Maju Jaya, berupaya menuntaskan masalah gizi buruk di lingkungannya dengan cara memberikan penyuluhan (informasi) kepada warga dan membagikan bantuan kepada warga di lingkungan tersebut yang terdampak gizi buruk.

Pada saat ini tercatat ada 100 anak di kelurahan Maju Jaya yang masuk kategori gizi buruk. Tabel berikut memuat data sebaran kategori gizi buruk berdasarkan jenis dan kelompok umur.
 Jenis Gizi Buruk
Usia penderita
1-3 Tahun 
Usia Penderita
4-7 Tahun
 Marasmus4010
 Kwashiorkor3020

Soal 5

Seorang anak akan dipilih untuk diperiksa oleh tim gizi provinsi. Kemungkinan anak terpilih bergizi buruk jenis Marasmus berusia 1-3 tahun adalah .... 
Tandai satu oval saja
◯ A. 4/7
◯ B. 2/5
◯ C. 3/10
◯ D. 1/5

Soal 6
Pernyataan-pernyataan berikut merupakan simpulan terkait peluang berdasarkan data di atas. Berilah tanda centang (√) pada setiap pernyataan yang menunjukkan simpulan benar! 
Centang semua yang sesuai

 A. Peluang seorang anak menderita gizi buruk jenis Marasmus berusia 4-7 adalah 1/10
 B. Peluang seorang anak menderita gizi buruk jenis Marasmus lebih besar dari jenis Kwashiorkor.
 C. Peluang seorang anak berusia 1-3 tahun menderita gizi buruk 4 kali lebih besar dibanding anak berusia 4-7 tahun.
 D. Peluang seorang anak penderita gizi buruk jenis Kwashiorkor adalah 1/2

Soal 7

Dalam toples terdapat 100 permen rasa buah-buahan yang bentuknya sama dengan kuantitas seperti tampak pada diagram berikut. 

Ayah meminta Budi mengambil satu permen dari toples dan dia tidak dapat melihat permen rasa buah-buahan tersebut. Tentukan Benar atau Salah setiap pernyataan berikut!  Tandai satu oval saja per baris.

Ayah meminta Budi mengambil satu permen dari toples dan dia tidak dapat melihat permen rasa buah-buahan tersebut. Tentukan Benar atau Salah setiap pernyataan berikut!
Tandai satu oval saja per baris.
A. BenarB. Salah
1. Peluang Budi mengambil satu permen rasa duren adalah 0,15.
2. Perbandingan peluang terambil satu permen rasa Nanas dan
rasa Jeruk adalah 1/4.
3. Peluang terambil bukan permen rasa Apel adalah 9/10.
Soal 8. 
Berikut ini adalah diagram yang menggambarkan jenis pekerjaan yang menjadi cita-cita siswa di sekolah.
Berikut ini adalah diagram yang menggambarkan jenis pekerjaan yang menjadi cita-cita siswa di sekolah.

Apabila seluruh siswa yang memiliki cita-cita bekerja sebagai perias wajah artis berpindah menjadi blogger, berapa persen peluang terpilihnya siswa yang memiliki cita-cita sebagai blogger?
..........................................................................................................................................................................................................................................................................

Wacana 5: 
Data Kepemilikan Kendaraan Bermotor Sekolah harus bisa memberi akses bagi siswa dari keluarga kurang mampu. Di sisi lain, kualitas pendidikan tetap harus diperhatikan.
Salah satu kebijakan untuk mengatasi hal ini ialah melalui kebijakan subsidi silang pendanaan pendidikan, yakni keluarga mampu menyumbang dana pendidikan lebih banyak untuk membantu siswa dari keluarga kurang mampu.
Untuk mendata status ekonomi keluarga, pihak sekolah melakukan pendataan kepemilikan kendaraan bermotor. Dari 50 siswa diperoleh data sebagai berikut.

Data Kepemilikan Kendaraan Bermotor Sekolah harus bisa memberi akses bagi siswa dari keluarga kurang mampu. Di sisi lain, kualitas pendidikan tetap harus diperhatikan.   Salah satu kebijakan untuk mengatasi hal ini ialah melalui kebijakan subsidi silang pendanaan pendidikan, yakni keluarga mampu menyumbang dana pendidikan lebih banyak untuk membantu siswa dari keluarga kurang mampu.   Untuk mendata status ekonomi keluarga, pihak sekolah melakukan pendataan kepemilikan kendaraan bermotor. Dari 50 siswa diperoleh data sebagai berikut.

Soal 9

Satu dari siswa tersebut akan dipilih secara acak untuk menjadi koordinator pendanaan sekolah. Tentukan benar atau salah nilai peluang untuk setiap kelompok kepemilikan kendaraan bermotor berikut! 
Tandai satu oval saja per baris.

A. BenarB. Salah
1. Peluang siswa yang keluarganya hanya memiliki mobil
adalah 14/25.
2. Peluang siswa yang keluarganya hanya memiliki
sepeda motor adalah 17/25.
3. Peluang siswa yang keluarganya memiliki mobil
dan sepeda motor adalah 8/25.
4. Peluang siswa yang keluarganya tidak memiliki mobil
adalah 9/25
Soal 10
Setelah 1 tahun berlalu, pihak sekolah melakukan pendataan ulang dan mendapatkan informasi sebagai berikut: Ada 2 siswa yang keluarganya hanya memiliki mobil mengatakan telah menjual mobilnya sehingga tidak memilik mobil lagi. Ada 2 siswa yang keluarganya tidak memiliki mobil maupun motor telah membeli motor. Berdasarkan wacana, Pilihlah “Ya” atau “Tidak” dari setiap pernyataan berikut! 


A. BenarB. Salah
1. Nilai peluang siswa yang keluarganya memiliki mobil
dansepeda motor setelah pendataan dan sebelumnya
adalah sama.
2. Nilai peluang siswa yang keluarganya tidak memiliki mobil
maupun sepeda motor setelah pendataan dan sebelumnya
adalah berbeda.
3. Nilai peluang siswa yang keluarganya tidak memiliki
mobil setelah pendataan dan sebelumnya adalah sama.
4. Nilai peluang siswa yang keluarganya tidak memiliki
sepeda motor setelah pendataan dan sebelumnya adalah
sama
Wacana 6: Manfaat Buah-Buahan
Buah-buahan


Soal 11
Semua buah-buahan yang ada di rumah Akbar tersebut, disimpan di dalam sebuah keranjang. Apabila Akbar akan mengambil secara acak 1 buah dari dalam keranjang, tentukan benar atau salah setiap pernyataan berikut ini! 

A. BenarB Salah
1. Peluang terambil buah jeruk atau pisang adalah 16/19.
2. Peluang terambil buah jeruk atau apel adalah 14/19.
3. Peluang terambil buah jeruk lebih besar daripada
peluang terambil pisang atau apel

Soal 12. Akbar telah memakan 3 buah jeruk dan 1 buah apel, kemudian ayahnya akan mengambil 2 buah-buahan secara acak dengan pengambilan satu per satu. Berdasarkan hal tersebut, pilihlah setiap pernyataan yang benar. 
Centang semua yang sesuai.
⬜ A. Peluang terambil keduanya pisang adalah 1/3.
⬜ B. Peluang terambil keduanya jeruk adalah 2/10.
⬜ C. Peluang terambil keduanya apel adalah 1/35.
⬜ D. Peluang terambil keduanya bukan pisang 3/7.

Kamis, 25 Agustus 2022

LATIHAN SOAL | LITERASI NUMERASI-BANGUN GEOMETRI SMP

Literasi Numerasi merupakan kompetensi dalam berpikir dan menggunakan konsep, prosedur, fakta, dan alat matematika untuk menyelesaikan masalah sehari-hari , pada berbagai jenis konteks, yang relevan

Kurikulum Merdeka | Rapor dan Daftar Nilai

Sebagai salah satu pilihan kurikulum yang bertujuan untuk memulihkan pembelajaran, dengan adanya kurikulum Merdeka tentu perangkat pembelajaran mengalami beberapa penyesuaian salah satunya pada pengolahan hasil asesmen yang anak dituangkan kedalam laporan hasil belajar / rapor kurikulum merdeka. Aplikasi rapor Intrakurikuler dan Rapor Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila ada di akhir artikel.

Rabu, 24 Agustus 2022

LATIHAN SOAL | LITERASI NUMERASI SMP

Numerasi adalah kemampuan berpikir menggunakan konsep, prosedur, fakta, dan alat matematika untuk menyelesaikan masalah sehari-hari , pada berbagai kenis konteks, yang relevan untuk individu sebagai warga negara Indonesia dan dunia.


Soal latihan berikut, dapat digunakan sebagai ajang latihan soal AKM Literasi-Numerasi, untuk persiapan Asesmen Nasional ANBK bagi siswa Jenjang SMP/MTs Kelas 7 dan 8.

Selasa, 23 Agustus 2022

LATIHAN SOAL | LITERASI INFORMASI JENJANG SMP

Literasi membaca adalah kemampuan untuk memahami, menggunakan, mengevaluasi, merefleksikan berbagai jenis teks untuk menyelesaikan masalah dan mengembangkan kapasitas individu, sebagai warga Indonesia dan warga dunia agar dapat berkontribusi di masyarakat.
Soal latihan berikut, dapat digunakan sebagai ajang latihan soal Literasi, untuk persiapan Asesmen Nasional ANBK bagi siswa Jenjang SMP/MTs.

Senin, 22 Agustus 2022

Literasi Digital | Etika Digital

Mengapa Kehidupan Digital perlu diatur? Karena sedikit-banyak kehidupan digital merepresentasikan kehidupan nyata manusia. Ada banyak aktivitas hidup manusia, termasuk yang berhubungan dengan orang lain (interpersonal) maupun publik, yang dilakukan melalui media digital. Tanpa adanya etika dan etiket, kehidupan digital tidak akan sustainable (berkelanjutan). Jadi dapat dikatakan bahwa etika digital merupakan kebutuhan bersama yang harus dijaga, agar kita semua tetap dapat menikmatinya sebagai representasi kehidupan nyata.


LITERASI DIGITAL | 4 PILAR

Untuk meningkatkan kemampuan literasi digital masyarakat Indonesia, pemerintah melalui Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) membentuk Road Map Literasi Digital 2020 - 2024. Di dalamnya ada kerangka kerja yang dipakai merancang program dan kurikulum Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) 2020 - 2024. 

Minggu, 21 Agustus 2022

Perbedaan ANBK Online dan Semi Online

Asesmen Nasional akan segera dilaksanakan menggunakan jaringan Komputer atau sering disebut sebagai ANBK (Asesmen Nasional Berbasis Komputer). ANBK adalah sebuah evaluasi yang dilakukan pemerintah untuk pemetaan mutu sistem pendidikan pada tingkat satuan pendidikan dasar dan menengah. ANBK akan mengevaluasi AKM, Survei Lingkungan Belajar dan Survei Karakter. POS ANBK sebagai pedoman dalam menentukan alokasi waktu dan jadwal pelaksanan ANBK sudah dirilis.

Sabtu, 20 Agustus 2022

Capaian Pembelajaran Matematika Fase D

Berikut adalah capaian pembelajaran matematika SMP Fase D sesuai dengan SK KEMENDIKBUDRISTEK, dalam kurikulum merdeka belajar dalam implementasi kurikulum merdeka 

A. Rasional Mata Pelajaran Matematika 👈

Matematika merupakan ilmu atau pengetahuan tentang belajar atau berpikir logis yang sangat dibutuhkan manusia untuk hidup yang mendasari perkembangan teknologi modern. Matematika mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin ilmu dan memajukan daya pikir manusia. Matematika dipandang sebagai materi pembelajaran yang harus dipahami sekaligus sebagai alat konseptual untuk mengonstruksi dan merekonstruksi materi tersebut, mengasah, dan melatih kecakapan berpikir yang dibutuhkan untuk memecahkan masalah dalam kehidupan. Belajar matematika dapat meningkatkan kemampuan peserta didik dalam berpikir logis, analitis, sistematis, kritis, dan kreatif. Kompetensi tersebut diperlukan agar pembelajar memiliki kemampuan memperoleh, mengelola, dan memanfaatkan informasi untuk bertahan hidup pada keadaan yang selalu berubah, penuh dengan ketidakpastian, dan bersifat kompetitif.

Mata Pelajaran Matematika membekali peserta didik tentang cara berpikir, bernalar, dan berlogika melalui aktivitas mental tertentu yang membentuk alur berpikir berkesinambungan dan berujung pada pembentukan alur pemahaman terhadap materi pembelajaran matematika berupa fakta, konsep, prinsip, operasi, relasi, masalah, dan solusi matematis tertentu yang bersifat formal-universal. Proses mental tersebut dapat memperkuat disposisi peserta didik untuk merasakan makna dan manfaat matematika dan belajar matematika serta nilai-nilai moral dalam belajar Mata Pelajaran Matematika, meliputi kebebasan, kemahiran, penaksiran, keakuratan, kesistematisan, kerasionalan, kesabaran, kemandirian, kedisiplinan, ketekunan, ketangguhan, kepercayaan diri, keterbukaan pikiran, dan kreativitas. Dengan demikian relevansinya dengan profil pelajar Pancasila, Mata Pelajaran Matematika ditujukan untuk mengembangkan kemandirian, kemampuan bernalar kritis, dan kreativitas peserta didik. Adapun materi pembelajaran pada Mata Pelajaran Matematika di setiap jenjang pendidikan dikemas melalui bidang kajian Bilangan, Aljabar, Pengukuran, Geometri, Analisis Data dan Peluang.

B. Tujuan Mata Pelajaran Matematika

Mata Pelajaran Matematika bertujuan untuk membekali peserta didik agar dapat:
  1. Memahami materi pembelajaran matematika berupa fakta, konsep, prinsip, operasi, dan relasi matematis dan mengaplikasikannya secara luwes, akurat, efisien, dan tepat dalam pemecahan masalah matematis (pemahaman matematis dan kecakapan prosedural)
  2. Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi matematis dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika (penalaran dan pembuktian matematis)
  3. Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah, merancang model matematis, menyelesaikan model atau menafsirkan solusi yang diperoleh (pemecahan masalah matematis)
  4. Mengomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah, serta menyajikan suatu situasi ke dalam simbol atau model matematis (komunikasi dan representasi matematis)
  5. Mengaitkan materi pembelajaran matematika berupa fakta, konsep, prinsip, operasi, dan relasi matematis pada suatu bidang kajian, lintas bidang kajian, lintas bidang ilmu, dan dengan kehidupan (koneksi matematis)
  6. Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam mempelajari matematika, serta sikap kreatif, sabar, mandiri, tekun, terbuka, tangguh, ulet, dan percaya diri dalam pemecahan masalah (disposisi matematis)
C. Karakteristik Mata Pelajaran Matematika

Mata Pelajaran Matematika diorganisasikan dalam lingkup 5 (lima) elemen konten dan 5 (lima) elemen proses.Elemen konten dalam Mata Pelajaran Matematika terkait dengan pandangan bahwa matematika sebagai materi pembelajaran (subject matter) yang harus dipahami peserta didik. Pemahaman matematis terkait erat dengan pembentukan alur pemahaman terhadap materi pembelajaran matematika berupa fakta, konsep, prinsip, operasi, dan relasi yang bersifat formal-universal.

Bilangan
  • Bidang kajian Bilangan membahas tentang angka sebagai simbol bilangan, konsep bilangan, operasi hitung bilangan, dan relasi antara berbagai operasi hitung bilangan dalam subelemen representasi visual, sifat urutan, dan operasi
Aljabar
  • Bidang kajian Aljabar membahas tentang aljabar non-formal dalam bentuk simbol gambar sampai dengan aljabar formal dalam bentuk simbol huruf yang mewakili bilangan tertentu dalam sub elemen persamaan dan pertidaksamaan, relasi dan pola bilangan, serta rasio dan proporsi.
Pengukuran
  • Bidang kajian Pengukuran membahas tentang besaran-besaran pengukuran, cara mengukur besaran tertentu, dan membuktikan prinsip atau teorema terkait besaran tertentu dalam sub elemen pengukuran besaran geometris dan non-geometris.
Geometri
  • Bidang kajian Geometri membahas tentang berbagai bentuk bangun datar dan bangun ruang baik dalam kajian Euclides maupun Non-Euclides serta ciri-cirinya dalam sub elemen geometri datar dan geometri ruang.
Analisis Data dan Peluang
  • Bidang kajian Analisis Data dan Peluang membahas tentang pengertian data, jenis-jenis data, pengolahan data dalam berbagai bentuk representasi, dan analisis data kuantitatif terkait pemusatan dan penyebaran data serta peluang munculnya suatu data atau kejadian tertentu dalam sub elemen data dan representasinya, serta ketidakpastian dan peluang.
  • Elemen proses dalam mata pelajaran Matematika terkait dengan pandangan bahwa matematika sebagai alat konseptual untuk mengonstruksi dan merekonstruksi materi pembelajaran matematika berupa aktivitas mental yang membentuk alur berpikir dan alur pemahaman yang dapat mengembangkan kecakapan-kecakapan.
Penalaran dan Pembuktian Matematis
  • Penalaran terkait dengan proses penggunaan pola hubungan dalam menganalisis situasi untuk menyusun serta menyelidiki praduga. Pembuktian matematis terkait proses membuktikan kebenaran suatu prinsip, rumus, atau teorema tertentu.
Pemecahan Masalah Matematis
  • Pemecahan masalah matematis terkait dengan proses penyelesaian masalah matematis atau masalah sehari-hari dengan cara menerapkan dan mengadaptasi berbagai strategi yang efektif. Proses ini juga mencakup konstruksi dan rekonstruksi pemahaman matematika melalui pemecahan masalah.
Komunikasi
  • Komunikasi matematis terkait dengan pembentukan alur pemahaman materi pembelajaran matematika melalui cara mengomunikasikan pemikiran matematis menggunakan bahasa matematis yang tepat. Komunikasi matematis juga mencakup proses menganalisis dan melakukan evaluasi pemikiran matematis orang lain.
Representasi Matematis
  • Representasi matematis terkait dengan proses membuat dan menggunakan simbol, tabel, diagram, atau bentuk lain untuk mengomunikasikan gagasan dan pemodelan matematika. Proses ini juga mencakup fleksibilitas dalam mengubah dari satu bentuk representasi ke bentuk representasi lainnya, dan memilih representasi yang paling sesuai untuk memecahkan masalah.
Koneksi Matematis
  • Koneksi matematis terkait dengan proses mengaitkan antar materi pembelajaran matematika pada suatu bidang kajian, lintas bidang kajian, lintas bidang ilmu, dan dengan kehidupan.
D. Capaian Pembelajaran Matematika Fase D

Pada akhir fase D, peserta didik dapat:
  • Menyelesaikan masalah kontekstual peserta didik dengan menggunakan konsep-konsep dan keterampilan matematika yang dipelajari pada fase D
  • Mengoperasikan secara efisien bilangan bulat, bilangan rasional dan irasional, bilangan desimal, bilangan berpangkat bulat dan akar, bilangan dalam notasi ilmiah
  • Melakukan pemfaktoran bilangan prima, menggunakan faktor skala, proporsi dan laju perubahan
  • Menyajikan dan menyelesaikan persamaan dan pertidaksamaan linier satu variabel dan sistem persamaan linier dengan dua variabel dengan beberapa cara, memahami dan menyajikan relasi dan fungsi
  • Menentukan luas permukaan dan volume bangun ruang (prisma, tabung, bola, limas dan kerucut) untuk menyelesaikan masalah yang terkait, menjelaskan pengaruh perubahan secara proporsional dari bangun datar dan bangun ruang terhadap ukuran panjang, luas, dan/atau volume
  • Membuat jaring-jaring bangun ruang (prisma, tabung, limas dan kerucut) dan membuat bangun ruang tersebut dari jaring-jaringnya
  • Menggunakan sifat-sifat hubungan sudut terkait dengan garis transversal, sifat kongruen dan kesebangunan pada segitiga dan segiempat
  • Menunjukkan kebenaran teorema Pythagoras dan menggunakannya
  • Melakukan transformasi geometri tunggal di bidang koordinat Kartesius
  • Membuat dan menginterpretasi diagram batang dan diagram lingkaran
  • Mengambil sampel yang mewakili suatu populasi, menggunakan mean, median, modus, range untuk menyelesaikan masalah; dan menginvestigasi dampak perubahan data terhadap pengukuran pusat
  • Menjelaskan dan menggunakan pengertian peluang, frekuensi relatif dan frekuensi harapan satu kejadian pada suatu percobaan sederhana

E. Capaian Pembelajaran Matematika Fase D Berdasarkan Elemen

Elemen Capaian Pembelajaran
Bilangan
Di akhir fase D, peserta didik dapat:
  1. membaca, menulis, dan membandingkan bilangan bulat, bilangan rasional dan irasional, bilangan desimal, bilangan berpangkat bulat dan akar, bilangan dalam notasi ilmiahmenerapkan operasi aritmetika pada bilangan real, dan memberikan estimasi/ perkiraan dalam menyelesaikan masalah (termasuk berkaitan dengan literasi finansial)
  2. menggunakan faktorisasi prima dan pengertian rasio (skala, proporsi, dan laju perubahan) dalam penyelesaian masalah

Aljabar
Peserta didik dapat:
  1. mengenali, memprediksi dan menggeneralisasi pola dalam bentuk susunan benda dan bilangan
  2. menyatakan suatu situasi ke dalam bentuk aljabar
  3. menggunakan sifat-sifat operasi (komutatif, asosiatif, dan distributif) untuk menghasilkan bentuk aljabar yang ekuivalen
  4. memahami relasi dan fungsi (domain, kodomain, range) dan menyajikannya dalam bentuk diagram panah, tabel, himpunan pasangan berurutan, dan grafik
  5. membedakan beberapa fungsi nonlinear dari fungsi linear secara grafik
  6. menyelesaikan persamaan dan pertidaksamaan linear satu variabel
  7. menyajikan, menganalisis, dan menyelesaikan masalah dengan menggunakan relasi, fungsi dan persamaan linear
  8. menyelesaikan sistem persaman linear dua variabel melalui beberapa cara untuk penyelesaian masalah

Pengukuran
Peserta didik dapat:
  1. menjelaskan cara untuk menentukan luas lingkaran dan menyelesaikan masalah yang terkait
  2. menjelaskan cara untuk menentukan luas permukaan dan volume bangun ruang (prisma, tabung, bola, limas dan kerucut) dan menyelesaikan masalah yang terkait
  3. menjelaskan pengaruh perubahan secara proporsional dari bangun datar dan bangun ruang terhadap ukuran panjang, besar sudut, luas, dan/atau volume

Geometri
Peserta didik dapat:
  1. membuat jaring-jaring bangun ruang (prisma, tabung, limas dan kerucut) dan membuat bangun ruang tersebut dari jaring-jaringnya
  2. menggunakan hubungan antar-sudut yang terbentuk oleh dua garis yang berpotongan, dan oleh dua garis sejajar yang dipotong sebuah garis transversal untuk menyelesaikan masalah (termasuk menentukan jumlah besar sudut dalam sebuah segitiga, menentukan besar sudut yang belum diketahui pada sebuah segitiga)
  3. menjelaskan sifat-sifat kekongruenan dan kesebangunan pada segitiga dan segiempat, dan menggunakannya untuk menyelesaikan masalah
  4. menunjukkan kebenaran teorema Pythagoras dan menggunakannya dalam menyelesaikan masalah (termasuk jarak antara dua titik pada bidang koordinat Kartesius)
  5. melakukan transformasi tunggal (refleksi, translasi, rotasi, dan dilatasi) titik, garis, dan bangun datar pada bidang koordinat Kartesius dan menggunakannya untuk menyelesaikan masalah

Analisa Data dan Peluang
Peserta didik dapat:
  1. merumuskan pertanyaan, mengumpulkan, menyajikan, dan menganalisis data untuk menjawab pertanyaan
  2. menggunakan diagram batang dan diagram lingkaran untuk menyajikan dan menginterpretasi data
  3. mengambil sampel yang mewakili suatu populasi untuk mendapatkan data yang terkait dengan mereka dan lingkungan mereka
  4. menentukan dan menafsirkan rerata (mean), median, modus, dan jangkauan (range) dari data tersebut untuk menyelesaikan masalah (termasuk membandingkan suatu data terhadap kelompoknya, membandingkan dua kelompok data, memprediksi, membuat keputusan)
  5. menginvestigasi kemungkinan adanya perubahan pengukuran pusat tersebut akibat perubahan data
  6. menjelaskan dan menggunakan pengertian peluang dan frekuensi relatif untuk menentukan frekuensi harapan satu kejadian pada suatu percobaan sederhana (semua hasil percobaan dapat muncul secara merata)

Sumber: SK Kemendikbudristek No. 033/H/KR/2022

Jumat, 19 Agustus 2022

Contoh Soal ANBK SMP | Jawaban dan Materi

Dikutip dari laman Pusat Asesmen Pendidikan (Pusmendik) Kemdikbud, berikut materi ANBK SMP dan contoh soal ANBK SMP literasi membaca dan numerasi.
Materi ANBK SMP Literasi Membaca

Bunyi Merdeka | Sejarah Sosial dan Tinjauan Musikologi Lagu Kebangsaan Indonesia Raya

Seorang perwira intelejen kolonial mencatat dalam laporannya pada bulan Desember 1928 mengenai Kongres Pemuda Kedua: “28 Oktober 1928 diterima dengan antusiasme luar biasa. Setelah penutupan kongres itu, bahkan sampai sekarang, pada pertemuan para pribumi masih terdengar siulan melodi lagu ini, khususnya di kalangan pramuka.” Sang perwira tengah berbicara tentang lagu Indonesia Raya yang dikumandangkan untuk pertama kali dalam Kongres itu.

Lagu yang diciptakan W.R. Supratman untuk menggambarkan semangat dan cita-cita kaum pergerakan kebangsaan itu menerbitkan kegelisahan di mata kolonialisme. Melodinya disiulkan dari bibir ke bibir kaum terjajah hingga membentuk imajinasi bersama yang menghimpun mereka semua sebagai suatu bangsa. Di situ nampak bagaimana musik bisa punya andil dalam kelahiran sebuah bangsa dan merawat jiwanya menghadapi segala rintangan penjajahan.

Peran lagu kebangsaan Indonesia Raya sebagai pengejawantahan jiwa bangsa pun masih terekam dengan baik dalam Peraturan Pemerintah No. 44 Tahun 1958 yang menyatakan bahwa lagu Indonesia Raya dinyanyikan sebagai “pernyataan perasaan nasional”.

Semangat ini dilandasi oleh visi tentang bangsa sebagai suatu usaha politik bersama, yakni suatu usaha bantu-binantu bersama untuk mewujudkan kebudayaan nasional sendiri, suatu kebudayaan yang mau mengakhiri segala bentuk penjajahan dan melahirkan manusia baru. Inilah usaha besar kebangsaan kita: menegaskan kedaulatan politik, mewujudkan kemandirian ekonomi dan mengambil sikap kebudayaan yang berpribadi. Itulah imajinasi kebangsaan kita.

Kendati begitu, perikehidupan kebangsaan memang tak bisa dipisahkan dari upacara, prosedur dan protokol. Hal itu dapat saja membiakkan rutinitas yang punya risiko memadamkan semangat kemerdekaan yang semula mengiringi terbentuknya bangsa Indonesia. Api kebangsaan harus dijaga nyalanya dengan pemaknaan-pemaknaan baru atas praktik kebangsaan dan kenegaraan kita.
Untuk merawat api kebangsaan itulah Direktorat Jenderal Kebudayaan menyelenggarakan kegiatan perekaman ulang lagu kebangsaan Indonesia Raya dalam versi tiga stanza yang asli. Usaha ini dilandasi oleh keyakinan bahwa setiap warga negara memiliki hak untuk terlibat dalam imajinasi kebangsaan bersama, hak untuk memetik buahnya kebudayaan nasional.

Dengan menghadirkan Indonesia Raya versi tiga stanza yang selama inicenderung terlupakan kepada seluruh warga bangsa, Direktorat Jenderal Kebudayaan mau membuka akses seluas-luasnya pada salah satu sumber imajinasi kebangsaan kita.

Dalam rangka itulah, buku ini diterbitkan. Buku Bunyi Merdeka ini akan menjadi panduan yang membantu kita semua mengakses pandangan hidup yang tertuang dalam lagu kebangsaan Indonesia Raya versi tiga stanza.

Lewat pemaparan sejarah sosial dan tinjauan musikologi, buku ini dapat mengantarkan kita pada rahasia bunyi yang membawa kita pada kemerdekaan.

Buku ini diterbitkan oleh :
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Direktorat Jenderal Kebudayaan, Direktorat Kesenian
2017

Link Unduh  : KLIK DISINI

Kamis, 18 Agustus 2022

Apa itu Literasi Informasi?

Literasi informasi memiliki kaitan dengan teknologi informasi. Memiliki keterampilan terhadap teknologi informasi memungkinkan seorang individu untuk mengakses informasi menggunakan komputer, software aplikasi, database, dan teknologi lainnya. Keterampilan dalam teknologi informasi akan mempengaruhi dan mendukung literasi informasi. Literasi infomasi fokus pada konten, komunikasi, analisis, mencari informasi, dan evaluasi, sedangkan teknologi informasi berfokus pada pemahaman yang mendalam mengenai teknologi. Aktivitas dari literasi informasi akan lebih mudah dicapai dengan menggunakan teknologi informasi (Anonim, 2000).

Literasi informasi, seperti yang didefinisikan oleh American Library Association (ALA), merupakan kemampuan seorang individu untuk mengenali kapan informasi tersebut dibutuhkan serta untuk menemukan, mengevaluasi, efektif menggunakan dan mengkomunikasikan informasi dalam berbagai format. Literasi dirasa semakin penting dalam lingkungan kontemporer dan perubahan perkembangan teknologi informasi yang semakin cepat. Lingkungan yang cukup kompleks saat ini, membuat individu dihadapkan dengan beragam informasi yang ada di sekolah, tempat kerja dan juga dalam kehidupan seseorang. Informasi tersedia dari berbagai sumber seperti di perpustakaan, masyarakat, organisasi, media dan internet. Banyaknya sumber informasi yang diterima oleh individu-individu tanpa adanya filter menimbulkan pertanyaan mengenai keaslian, validitas dan realibilitas suatu informasi. Kualitas yang tidak pasti dan jumlah informasi yang cukup banyak menimbulkan tantangan besar bagi masyarakat. Banyaknya informasi bukan berarti dapat membuat masyarakat menjadi lebih baik jika tidak diimbangi dengan kemampuan untuk menggunakan informasi tersebut secara efektif.

Pada tahun sejak American Library Association (ALA) merumuskan definisi literasi, para peneliti menemukan pentingnya keterampilan literasi di berbagai lingkungan, tak terkecuali di bidang pertanian. Wang (2016) menambahkan bahwa tingkat literasi informasi suatu bangsa secara langsung berhubungan dengan pembangunan suatu negara. Dengan demikian, untuk hidup di era informasi seperti saat ini, dengan memiliki kemampuan literasi informasi yang baik, petani dapat memperluas akses luas terhadap informasi, memperkuat pertukaran informasi dengan dunia luar, dan memahami segala macam produksi dan informasi, dan meletakkan dasar yang kokoh untuk mencapai tujuan pembangunan secara menyeluruh.


Kemampuan untuk mendapatkan informasi perlu dimiliki oleh setiap orang, tetapi kemampuan tersebut berbeda-beda pada setiap orang. Tingkat kemampuan yang berbeda inilah yang menentukan kualitas dari informasi yang ditemukan atau produk informasi yang dihasilkan. Dalam dunia pertanian, petani perlu mengikuti perkembangan informasi untuk meningkatkan hasil budidaya pertaniannya. Seperti penelitian yang dilakukan oleh Fortin dan Pierce (1998), melaporkan bahwa penyebaran literasi informasi yang memadai ke akar rumput terutama untuk petani akan meningkatkan produktivitas.


Menurut American Library Association (2000), orang yang memiliki literasi informasi adalah orang yang mampu:

  1. Menentukan tingkat informasi yang diperlukan
  2. Mengakses informasi yang dibutuhkan secara efektif dan efisien
  3. Mengevaluasi informasi dan mengkritisi sumber informasi
  4. Memasukkan informasi yang dipilih ke dalam salah satu basis pengetahuan
  5. Menggunakan informasi secara efektif untuk mencapai tujuan tertentu
  6. Memahami masalah-masalah ekonomi, hukum, dan sosial seputar penggunaan informasi, akses, dan penggunaan informasi dengan etis dan legal

Dalam penggunaan informasi, ada etika yang perlu diperhatikan. Di era perkembangan informasi yang begitu pesat saat ini, pengkonsumsi informasi harus memperhatikan beberapa hal, antara lain:
  1. Memiliki banyak perspektif
  2. Mengumpulkan dan menggunakan informasi dengan secara etis
  3. Menggunakan alat-alat sosial dengan aman dan bertanggung jawab
Sumber