Merdeka Mengajar

pelatihan-mandiri-platform-merdeka

IGI siap mengawal RUU Sisdiknas

Lawan Krisis Pembelajaran, Tingkatkan Kemampuan Dasar Siswapelatihan-mandiri-platform-merdeka

Organisasi Profesi Guru

SINERGI IGI untuk INDONESIA MAJU|Bengkulu,10-11 April 2021

Organisasi Profesi Guru

Presiden Jokowi memberi hormat kepada Guru-Guru se Indonesia.

Membangun Sinergi Ekosistem Digital Sekolah

Adopsi teknologi dalam pembelajaran, juga merupakan salah satu rumusan program Kemendikbud mengenai digitalisasi sekolah sebagai upaya untuk mempersiapkan Sumber Daya Manusia dalam menghadapi revolusi industri 4.0

Guru Belajar Seri Masa Pandemi Covid-19

Adanya program guru belajar Kemdikbud ini dikarenakan adanya perubahan cara belajar selama masa pandemi Covid-19

Seri Guru Belajar Pendidikan Keterampilan Hidup (PKH)

PKH bagi para guru SMP dan SMA/SMK di Indonesia dirancang agar Anda dapat mendukung peserta didik dalam mengembangkan keterampilan abad ke-21

Kamis, 22 Juni 2023

Analisis Pencapaian Kompetensi Untuk Akreditasi

Dalam pelaksanaan akreditasi sekolah/madrasah kita mengenal istilah upload dokumen ke dalam aplikasi sispena. Sistem upload dokumen sekolah yang harus di lakukan di aplikasi sispena sangatlah penting sebab sebelum sekolah dilakukan "visitasi" oleh asesor maka sekolah sudah mengirimkan sampel kelengkapan dokumen sekolah terlebih dahulu untuk dijadikan sebagai data awal atau cerminan kelengkapan data / dokumen yang ada di sekolah tersebut.

Ada beberapa butir/komponen yang harus di persiapkan oleh sekolah yang akan melakukan akreditasi. salah satu dokumen yang banyak dicari oleh pihak sekolah saat akan melakukan kelengkapan data sekolah ialah dokumen sekolah yang membahas tentang analisis pencapaian kompetensi.

Untuk analisis pencapaian kompetensi, dokumen ini terletak di butir 14 dan sekolah harus mengirimkan data analisis pencapaian kompetensi untuk beberapa mata pelajaran sesuai dengan daftar mapel yang telah di tentukan di dalam aplikasi sispena. Biasanya kelas/mapel yang harus menyiapkan dokumen analisis pencapaian kompetensi yaitu meliputi :

-     Untuk jenjang SD yaitu kelas 1, 4 dan 6

-     Untuk jenjang SMP dan SMK yaitu mata pelajaran Bahasa Indonesia, Matematika dan PKN

Analisis pencapaian kompetensi yang dimaksud disini ialah guru melakukan kegiatan evaluasi kepada siswa melalui kegiatan ulangan harian atau penugasan lainnya yang fokus pada satu atau beberapa kompetensi dasar (KD) dan selanjutnya dari hasil ulangan/penugasan tersebut maka di peroleh hasil belajar yang selanjutnya dari hasil pencapaian kompetennsi tersebut dilakukan sebuah analisis tentang keberhasilan siswa. Nantinya hasil penilaian akan di kelompokkan bagi siswa yang belum tuntas maupun siswa yang sudah tuntas. Siswa yang belum tuntas maka harus melakukan kegiatan remedial sedangkan siswa yang telah tuntas bisa melakukan pengayaan.

Analisis pencapaian kompetensi didalamnya meliputi kegiatan remedial dan/atau pengayaan yang di berikan kepada siswa yang memerlukan. Hal ini sangat perlu untuk dilakukan oleh guru agar bisa melihat capaian peserta didik baik sebelum di lakukan remedial/pengayaan maupun setelah dilakukan remedial/pengayaan.

Bagi sekolah yang ingin memperoleh nilai yang baik saat akan melengkapi dokumen analisis pencapaian kompetensi untuk keperluan akreditasi, maka didalam pelaksanaannya Guru melaksanakan program remedial dan/atau pengayaan (sesuai kebutuhan) secara sistematis, terstruktur, dan berkelanjutan dengan menggunakan berbagai strategi dan berpengaruh terhadap peningkatan hasil belajar siswa.

Untuk mengetahui tentang penjelasan diatas, maka berikut ini penjelasnnya :

  1. Program remedial adalah suatu bentuk pembelajaran tambahan yang bersifat khusus yang bertujuan membantu siswa yang belum tuntas menguasai kompetensi yang ditetapkan dan atau membantu siswa untuk mengatasi kesulitan belajar yang dihadapinya.
  2. Program Pengayaan adalah suatu kegiatan yang diberikan kepada individu siswa yang telah mencapai kompetensi yang ditetapkan agar siswa dapat mengembangkan potensinya secara optimal dengan memanfaatkan sisa waktu yang dimilikinya dalam bentuk kegiatan yang dapat merangsang kreativitas secara mandiri.
  3. Sistematis dan terstruktur dimaksudkan bahwa kegiatan remedial dan atau pengayaan dilakukan dengan terencana, terstruktur dan terpadu antar komponen dalam remedial atau pengayaan.
  4. Berkelanjutan dimaksudkan bahwa kegiatan remedial dan atau pengayaan berlangsung terus-menerus; berkesinambungan dan merupakan bagian yang tak terpisahkan dari kegiatan pembelajaran guru
  5. Menggunakan berbagai strategi dimaksudkan adalah bahwa dalam pelaksanaan remedial dan atau pengayaan guru menggunakan strategi/metode disesuaikan dengan kemampuan/kondisi masing-masing siswa berdasarkan hasil analisis pencapaian kompetensi.
  6. Peningkatan hasil kemampuan siswa dimaksudkan adanya peningkatan kompetensi siswa dalam pencapaian standar minimum untuk kompetensi pengetahuan dan kompetensi keterampilan

Bagi bapak/ibu guru yang memiliki tugas untuk melengkapi dokumen sekolah khususnya pada butir 14 tentang analisis pencapaian kompetensi melalui kegiatan remedial/pengayan maka anda bisa memiliki contoh formatnya dapat diunduh melalui postingan ini.

Adapun file analisis pencapaian kompetensi yang matdapor bagikan disini yaitu meliputi :

  • Dokumen program pelaksanaan remedial/pengayaan
  • Catatan/daftar penilaian  dan hasil analisis pencapaian kompetensi

Baiklah berikut ini contoh format analisis pencapaian kompetensi yang bisa anda dapatkan filenya di bawah ini :

 Analisis Pencapaian Kompetensi (DISINI

Daftar Penilaian Hasil Analisis Pencapaian Kompetensi (DISINI)



Evaluasi dan Refleksi Diri Guru : Laporan Untuk Akreditasi Sekolah

Contoh Laporan Evaluasi dan Refleksi Diri (Sampel laporan evaluasi diri dari 3 orang guru dengan mapel berbeda) Untuk Dokumen Akreditasi Sekolah/Madrasah.

Bagi sekolah yang akan melakukan akreditasi maka harus bisa menyiapkan seluruh dokumen yang akan di butuhkan dalam pelaksanaan akreditasi nantinya. Untuk bisa memperoleh hasil yang sesuai dengan harapan pada saat akan melakukan akreditasi maka mau tak mau pihak sekolah harus bisa bekerja kerasa dalam menyiapkan seluruh dokumen yang di butuhkan saat akreditasi.

Bahwa dalam melakukan akreditasi sekolah/madrasah ada 4 komponen yang harus di persiapkan oleh sekolah, diantaranya adalah : Komponen mutu lulusan, Komponen mutu guru, Komponen proses pembelajaran dan Komponen manajemen sekolah. Semua komponen tersebut harus bisa disiapkan oleh sekolah yang akan melakukan akreditasi sehingga ketika saatnya tiba untuk di visitasi maka asesor bisa melihat bukti fisik yang telah disiapkan tersebut.

Evaluasi dan refleksi diri guru memang sangat penting untuk di lakukan oleh setiap guru di sekolah, tujuannya ialah untuk bisa mengetahui kekurangan yang dimiliki serta sebagai bahan perbaikan agar bisa menjadi guru yang lebih baik. Evalusai dan refleksi diri dapat dilakukan oleh guru dengan berbagai kegiatan seperti observasi kelas pemberian kuesioner kepada siswa tentang pelaksanaan pembelajaran, membuat rekaman audio atau video, dan hasilnya dari evaluasi dan refleksi didiskusikan serta diseminasikan dengan teman sejawat yang difasilitasi sekolah guna perbaikan kerja secara berkelanjutan yang terlibat pada perbaikan mutu pembelajaran dan capaian hasil belajar siswa. Nantinya semua dokumen yang telah di isi atau dibuat dalam kegiatan evaluasi tersebut akan menjadi bukti fisik akreditasi sekolah.

Perlu dipahami bahwa laporan evaluasi dan refleksi diri untuk kegiatan akreditasi merupakan file yang harus disiapkan pada butir 20 yakni tentang “Guru melakukan evaluasi diri, refleksi dan pengembangan kompetensi untuk perbaikan kinerja secara berkala”.

Seperti apa itu evaluasi diri dan refleksi diri, berikut ini penjelasannya :

  • Evaluasi diri adalah upaya guru untuk mengetahui, mengukur, atau menilai kemampuan dirinya terkait dengan pekerjaan atau tugas-tugasnya sebagai guru.
  • Refleksi diri adalah upaya guru untuk mengenali kekuatan dan kelemahan dirinya terkait dengan pekerjaan atau tugas-tugasnya sebagai guru, sehingga dia dapat memahami posisi dirinya dalam rentang pengembangan kompetensi dan profesinya.

Setelah memahami maksud dari evaluasi dan refleksi diri maka tentunya akan memudahkan bagi guru dalam menyiapkan dokumen evaluasi dan refleksi diri tersebut. Meskipun demikian untuk memudahkan guru dalam menyiapkan dokumen berupa laporan evaluasi dan refleksi diri maka dengan adanya contoh laporan evaluasi dan refleksi diri yang akan admin bagikan di artikel ini kiranya bisa membantu rekan-rekan guru di sekolah yang akan menyiapkan bahan akreditasi khususnya pada bagian laporan evaluasi dan refleksi diri.

Sebagai informasi pula bahwa seluruh file yang berhubungan dengan laporan evaluasi dan refleksi diri yang akan admin bagikan disini semua filenya telah disiapkan dalam format word, sehingga akan sangat mudah untuk di edit dan bisa di sesuaikan dengan kebutuhan masing-masing di sekolah. Tujuan admin memberikan contoh laporan evaluasi dan refleksi diri ini agar bisa menjadi bahan referensi sekolah yang kebingungan dalam menyiapkan laporan evaluasi dan refleksi diri untuk persiapan akreditasi sekolah.

Didalam file laporan evaluasi dan refleksi diri untuk akreditasi sekolah ini terdapat beberapa file pendukung lainnya, diantaranya yaitu :

  • · Refleksi diri berupa catatan masalah dalam mengajar
  • · Lembar evaluasi guru oleh siswa
  • · Rekap Kuesioner Evaluasi Responden Peserta Didik
  • · Lembar Observasi Peroses Pembelajaran Oleh Teman Sejawat
  • · Bahan Paparan Diseminasi
 DOKUMEN DISEMINASI

- Surat Undangan
- Notulen
- Berita Acara
- Daftar Hadir
- Foto

FILE-FILE YANG DIBUTUHKAN :

1. Laporan Evaluasi dan Refleksi Diri -(Format Kosong) - (UNDUH DISINI)
2. Laporan Evaluasi dan Refleksi Diri -(Format Isi) - (UNDUH DISINI)
3. Bahan Paparan Deseminasi PDF -  (UNDUH DISINI)

Semoga bermanfaat:

Daftar 58 Unggahan Akreditasi Sekolah

 Berikut ini daftar Unggahan Akreditasi Sekolah sebanyak 58 macam, sebagai berikut:

    1. Tata tertib dan penegakannya yang mencakup hak, kewajiban, penghargaan, dan sanksi (antara lain sistem poin);
    2. Jadwal kegiatan keagamaan
    3. Bukti dan/atau laporan kegiatan ekstrakurikuler dalam bentuk: foto/video kegiatan, undangan kegiatan, sertifikat keikutsertaan
    4. Bukti dan/atau laporan kegiatan OSIS dalam bentuk: foto/video kegiatan, undangan kegiatan, sertifikat keikutsertaan
    5. Bukti dan/atau laporan kegiatan dengan pihak luar dalam bentuk: foto/video kegiatan, undangan kegiatan, sertifikat keikutsertaan
    6. Laporan prestasi siswa
    7. Bukti keikutsertaan dalam kegiatan lomba yang terkait dengan minat dan bakat
    8. Data nilai ujian sekolah/madrasah dalam 3 (tiga) tahun terakhir.
    9. Laporan hasil tracer study tentang kepuasan pemangku kepentingan.
    10. Rencana Pembelajaran Pembelajaran (RPP):   Jenjang SD: tematik tahun berjalan (diwakili oleh kelas 1, 4 dan 6)Jenjang, SMP, SMK dan SMA: tahun berjalan mapel Bahasa Indonesia, Matematika, Bahasa Inggris, IPA, IPS (diwakili oleh 3 tingkat)
    11. Kisi-kisi soal dan instrumen penilaian (formatif dan sumatif) (SD: 4, 5, 6. SMP & SMA mapel sama dengan RPP)
    12. Analisis Pencapaian Kompetensi (tahun berjalan, sampel dari mata pelajaran Matematika, Bahasa Indonesia, dan PPKn) (sampel SD kelas 1, 4, 6. SMP dan SMA semua tingkat)
    13. Jadwal remidial dan pengayaan
    14. Dokumen Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah (RKAS) (1 tahun)
    15. Dokumen Rencana Kerja Sekolah (RKS) 4 tahun
    16. Daftar penggunaan sarana dan prasarana sebagai media dan sumber belajar
    17. Laporan evaluasi dan refleksi diri (sampel laporan evaluasi diri dari 3 orang guru dengan mapel berbeda)
    18. Laporan umpan balik dari siswa (3 orang guru dengan mapel berbeda)
    19. Laporan umpan balik dari teman sejawat (3 orang guru dengan mapel berbeda)
    20. Bukti daftar hadir/foto/bahan paparan kegiatan diseminasi hasil evaluasi dan refleksi
    21. Laporan kegiatan pengembangan profesi guru: undangan, surat tugas, daftar hadir, materi paparan, foto kegiatan, laporan kegiatan.
    22. Dokumen kegiatan diseminasi hasil pengembangan profesi guru: makalah, video, buku, karya ilmiah, jurnal, paparan (PPT), artikel, panduan.
    23. Daftar hadir rapat pengembangan visi misi
    24. Daftar hadir rapat pengembangan visi misi
    25. 2 laporan kegiatan yang merupakan implementasi visi misi
    26. Dokumen hasil evaluasi tahunan pencapaian visi, misi, tujuan, dan rencana sekolah.
    27. Dokumen rekomendasi dari hasil evaluasi (notulen rapat)
    28. Dokumen visi misi versi sebelumnya dan versi setelah perbaikan berdasarkan rekomendasi
    29. Jadwal supervisi kepala sekolah/wakil kepala sekolah (3 tahun terakhir)
    30. Dokumen hasil observasi kepala sekolah terhadap guru di kelas 3 (tiga) tahun terakhir: lembar observasi atau catatan lain (kualitatif) (diwakili guru kelas 2, 3, dan 5 SD) (SMP dan SMA mapel IPA [salah satu], IPS [salah satu], matematika, bahasa inggris, bahasa indonesia, PKn)
    31. Daftar hadir rapat RKS/RKAS dan notulen
    32. Laporan kegiatan pelaksanaan program yang melibatkan warga sekolah dan pemangku kepentingan, bisa berupa: video dan/atau foto
    33. Laporan kegiatan pelaksanaan program kreatif dan inovatif berupa: video dan/atau foto hasil karya guru/siswa, karya ilmiah
    34. Dokumen kerja sama sekolah/madrasah dengan orang tua siswa dengan masyarakat sekitar (notulen rapat, daftar hadir rapat, foto, atau video)
    35. Dokumen pelaksanaan kegiatan kebersihan sekolah/madrasah, misalnya dokumen pembagian tugas di bidang kebersihan, jadwal kebersihan, dan dokumentasi kegiatan.
    36. Notulen raker/pertemuan penyusunan kurikulum sekolah/madrasah, daftar hadir
    37. Dokumen raker/rapat evaluasi kurikulum yang berisi rekomendasi perbaikan hasil evaluasi
    38. Rekap nilai tahun kedua untuk SMP dan SMA, tahun kelima untuk SD (diwakili oleh mapel yang mengalami peningkatan, 4 tahun terakhir)
    39. Panduan atau SOP pelaksanaan tugas guru/tenaga kependidikan
    40. Jadwal mengajar guru, penugasan lain yang dibebankan kepada guru dan pembagian tugas tenaga kependidikan
    41. Dokumen penilaian kinerja guru berupa format penilaian kinerja
    42. Hasil penilaian kinerja guru
    43. Dokumen penilaian kinerja tenaga kependidikan berupa format penilaian kinerja
    44. Hasil penilaian kinerja tenaga kependidikan
    45. Bukti penghargaan/ sanksi, seperti: piagam, sertifikat, foto, video, surat peringatan, SK, surat teguran, buku/catatan pelanggaran, dsb
    46. Panduan/SOP pengelolaan sarana dan prasarana (data inventaris sarana dan prasarana, mulai dari perencanaan sampai penghapusan)
    47. Dokumen rapat penyusunan RAPBS, berupa: daftar hadir, notulen rapat
    48. RAPBS
    49. Laporan keuangan 1 tahun terakhir
    50. Hasil catatan audit internal atau eksternal 3 tahun terakhir
    51. Dokumen program/kegiatan ekstrakurikuler, berupa: foto dan/atau video, laporan kegiatan, jadwal kegiatan
    52. Surat tugas pembina dan tim lomba/kompetisi siswa, undangan keikutsertaan, foto, sertifikat keikutsertaan
    53. Sertifikat prestasi, foto piagam/piala/medali
    54. Dokumen program layanan BK dalam bidang: pengembangan pribadi, sosial, akademik, dan pendidikan lanjut/karir
    55. Dokumen laporan layanan BK bidang: pengembangan pribadi, sosial, akademik, dan pendidikan lanjut/karir
    56. Dokumen RKA-S/M tahun sebelumnya
    57. Dokumen evaluasi diri sekolah/madrasah tahun sebelumnya
    58. Laporan hasil karya dan prestasi terkait keterampilan berkomunikasi yang efektif secara lisan maupun tertulis dalam bentuk: video/medsos siswa

Jumat, 16 Juni 2023

Resensi Buku: Teach Like Finland

Teach Like Finland adalah sebuah buku yang ditulis oleh Timothy D. Walker yang memberikan wawasan yang menarik mengenai pendidikan di Finlandia. Buku ini menggambarkan sistem pendidikan Finlandia yang diakui secara global dan memberikan panduan praktis bagi para pendidik untuk mengadopsi pendekatan Finlandia dalam kelas mereka.

Judul Buku: Teach Like Finland
Penulis: Timothy D. Walker

Resensi:

Dalam buku ini, Walker menjelajahi prinsip-prinsip dasar pendidikan di Finlandia yang telah membantu negara tersebut mencapai prestasi pendidikan yang luar biasa. Salah satu hal yang menonjol adalah pentingnya waktu istirahat dan waktu luang dalam pendidikan Finlandia. Walker menjelaskan bahwa siswa di Finlandia memiliki jeda waktu yang cukup lama antara pelajaran, memberikan mereka kesempatan untuk bersantai, bermain, dan merefresh pikiran mereka sebelum memulai pelajaran berikutnya. Pendekatan ini membantu siswa mempertahankan konsentrasi yang lebih baik dan meningkatkan hasil belajar mereka.

Selain itu, buku ini juga membahas tentang pentingnya keseimbangan antara teori dan praktik dalam pendidikan. Finlandia sangat mendorong para pendidik untuk menghubungkan pembelajaran di dalam kelas dengan kehidupan sehari-hari siswa. Buku ini mengajak pembaca untuk merenungkan bagaimana pendekatan ini dapat diterapkan dalam konteks pendidikan lokal, sehingga siswa dapat melihat relevansi materi pelajaran dengan dunia nyata.

Selama membaca buku ini, pembaca juga akan menemukan banyak cerita inspiratif dan pengalaman Walker sebagai seorang guru asing di Finlandia. Walker memberikan wawasan yang jujur ​​dan gambaran yang menyeluruh tentang budaya belajar Finlandia. Ia menjelaskan bagaimana guru di Finlandia memberikan kebebasan dan tanggung jawab yang lebih besar kepada siswa mereka dalam pembelajaran. Pendekatan ini menciptakan lingkungan belajar yang inklusif, di mana siswa merasa didengar, dihargai, dan memiliki motivasi intrinsik yang kuat untuk belajar.

Secara keseluruhan, Teach Like Finland adalah buku yang memberikan pandangan yang menarik dan berguna bagi para pendidik. Walker berhasil menggambarkan pendekatan Finlandia yang inovatif dan memberikan banyak contoh praktis yang dapat diadopsi dalam kelas-kelas di mana saja. Buku ini menginspirasi pembaca untuk melihat pendidikan dengan sudut pandang yang baru dan mempertimbangkan cara-cara baru untuk meningkatkan pembelajaran siswa. Jika Anda tertarik dengan pengembangan pendidikan, buku ini patut untuk dibaca.

Salah satu hal menarik yang dibahas dalam buku ini adalah pendekatan Finlandia terhadap penilaian dan evaluasi. Finlandia tidak menerapkan ujian nasional yang membebani siswa secara berlebihan. Sebaliknya, mereka lebih fokus pada evaluasi formatif dan memberikan umpan balik yang konstruktif kepada siswa. Walker menggarisbawahi pentingnya memberikan kesempatan bagi siswa untuk belajar dari kesalahan mereka, mengembangkan kepercayaan diri, dan merasa aman dalam proses pembelajaran.

Buku ini juga membahas peran penting guru dalam pendidikan Finlandia. Guru di Finlandia dihormati dan dianggap sebagai profesional yang berkualitas tinggi. Mereka mengalami pelatihan yang intensif dan memiliki otoritas dalam mengembangkan kurikulum dan metode pengajaran. Buku ini mengilustrasikan pentingnya pemahaman yang mendalam tentang kebutuhan dan minat siswa serta kemampuan untuk menciptakan lingkungan belajar yang menantang namun mendukung.

Satu aspek yang dapat menjadi tantangan dalam mengadopsi pendekatan Finlandia adalah konteks budaya dan sistem pendidikan yang berbeda di setiap negara. Walker memberikan saran dan panduan praktis tentang cara mengadaptasi prinsip-prinsip Finlandia dengan mempertimbangkan situasi dan kebutuhan lokal. Ia menekankan bahwa bukanlah tujuan untuk menyalin model Finlandia secara langsung, tetapi untuk memahami prinsip-prinsip yang mendasarinya dan mengadopsi pendekatan yang sesuai dengan konteks masing-masing.

Teach Like Finland adalah buku yang penuh dengan wawasan, inspirasi, dan ide-ide praktis bagi para pendidik. Melalui pengamatan dan pengalaman pribadinya, Walker mengungkapkan keunggulan pendidikan Finlandia dan mengajak pembaca untuk berpikir kritis tentang sistem pendidikan di negara mereka sendiri. Buku ini tidak hanya relevan bagi pendidik, tetapi juga bagi orang tua, pembuat kebijakan, dan siapa pun yang tertarik dengan pengembangan pendidikan yang holistik.

Dengan gaya penulisan yang ramah dan bersemangat, Timothy D. Walker membawa pembaca dalam perjalanan yang memikat ke dalam dunia pendidikan Finlandia. Teach Like Finland adalah sumber inspirasi yang mengajarkan bahwa ada cara lain untuk mendidik, yang mendorong kreativitas, inklusi, dan hasrat belajar.